PIKIRAN RAKYAT - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Henri Alfiandi sebagai tersangka kasus dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan tahun 2021 sampai 2023.

Henri diduga menerima uang suap senilai Rp88,3 miliar dari beberapa proyek di Basarnas pada periode 2021-2023. Uang suap itu diduga diterimanya melalui Koordinator Staf Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas Letkol Afri Budi Cahyanto.

“Dari informasi dan data yang diperoleh Tim KPK, diduga HA (Henri Alfiandi) bersama dan melalui ABC (Afri Budi Cahyanto) diduga mendapatkan nilai suap dari beberapa proyek di Basarnas tahun 2021 hingga 2023 sejumlah sekitar Rp88, 3 miliar dari berbagai vendor pemenang proyek,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube KPK RI, pada Kamis, 27 Juli 2023.

Baca Juga: Istri Rafael Alun Trisambodo Kembali Dipanggil KPK, Ali Fikri Ungkap Alasannya

“Hal ini akan didalami lebih lanjut oleh tim gabungan penyidik KPK bersama dengan Tim Penyidik Puspom Mabes TNI,” kata Alex menambahkan.

Berdasarkan pengamatan di situs laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diakses melalui elhkpn.kpk.go.id, Henri memiliki kekayaan sebesar Rp10.973.754.000 atau sekitar Rp10,97 miliar. Dia terakhir melaporkan jumlah kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 24 Maret 2023.

Dalam LHKPN, Henri melaporkan kepemilikan lima bidang tanah dan bangunan yang berada di Kota Pekanbaru dan Kota Kampar. Adapun nilai harta tidak bergerak tersebut mencapai Rp4.820.000.000 atau Rp4,82 miliar.

Adapun rinciannya, yakni:

1. Tanah seluas 476 m2 di Kabupaten/Kota Pekanbaru, hasil sendiri, Rp170.000.000
2. Tanah seluas 469 m2 di Kabupaten/Kota Pekanbaru, hasil sendiri Rp170.000.000
3. Tanah seluas 400000 m2 di Kabupaten/Kota Kampar, hasil sendiri Rp1.300.000.000
4. Tanah seluas 590000 m2 di Kabupaten/Kota Kampar, haril sendiri Rp1.500.000.000
5. Tanah seluas 56000 m2 di Kabupaten/Kota Kampar, hasil sendiri Rp1.680.000.000

Baca Juga: Ahmad Dhani ‘Dirujak’ Kpoper usai Sebut KPop seperti Wabah di Podcast Deddy Corbuzier

Kemudian, Henri juga tercatat memiliki alat transportasi dan mesin berupa mobil merek nissan Grand Livina tahun 2012 seharga Rp60 juta, lainnya Fin Komodo IV tahun 2019 senilai Rp60 juta, dan mobil merek Honda CRV tahun 2017 seharga Rp275 juta.

Selain itu, dia juga mengaku memiliki pesawat terbang Zenith 750 STOL tahun 2019 dengan status hasil sendiri seharga Rp650 juta. Total empat aset bergerak tersebut senilai Rp1.045.000.000.

Henri juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp452.600.000, kas atau setara kas senilai Rp4.056.154.000, dan harta lainnya sebesar Rp600 juta. Henri tercatat tidak memiliki utang, sehingga jika ditotal hartanya mencapai Rp10.973.754.000.***