Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman, Bantul
Soal Sampah, Solusinya Pemerintah Bantul Mencari Lahan Sementara
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi. (Foto: dok)
Krjogja.com - BANTUL - Kebijakan penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan Kabupaten Bantul berimbas sangat luas terhadap sendi kehidupan masyarakat. Potensi penumpukan diprediksi bakal terjadi di daerah perkotaan. Tetapi ancaman yang tidak boleh dipandang sebelah mata ialah potensi gangguan kesehatan di tengah masyarakat.
Ketua Paguyuban Pengambil Sampah Bantul yang tergabung dalam wadah 'Eker-eker Golek Menir', Sodiq Marwanto, Selasa (25/7/2023) mengatakan, imbas penutupan TPST tersebut dampaknya sangat luas. Pihaknya sudah memberikan informasi kepada pelanggan untuk sementara waktu pengambilan sampah dihentikan. Karena ketika sampah tersebut diambil juga tidak bisa dibuang ke lokasi seperti biasa.
"Saya sudah memberitahu kepada pelanggan untuk sementara tidak bisa mengambil sampah karena ya itu tadi TPST ditutup," ujarnya.
Sodiq mengungkapkan, sejauh ini anggotanya berjumlah 50 orang. Sementara setiap orang punya pelanggan kisaran 350 sampai 400 keluarga.
"Jumlah warga yang terkena dampak sangat banyak sekali, itu yang berada dalam catatan paguyuban. Belum lagi masyarakat lainnya tentu akan merasakan beratnya tidak bisa membuang sampah dari lingkungan tempat tinggal," ujarnya.
Sodiq pendapat, mestinya jika memungkinkan pemerintah Kabupaten Bantul mencari lahan alternatif yang bisa digunakan untuk menampung sampah sementara. Karena kondisi di lapangan sangat mengkhawatirkan. "Solusi paling masuk akal bila memungkinkan, pemerintah Kabupaten Bantul mencari lahan yang bisa digunakan sementara waktu untuk menampung sampah," ujarnya.
Khususnya permukiman yang berada di perkotaan dengan lahan terbatas sementara produksi sampah tidak bisa dihindari.
Staf TPST Piyungan Kabupaten Bantul Sumarwan mengatakan bahwa, untuk sekarang ini tengah dibuka zona transisi tahap II. Lokasinya berada di zona transit bab 1 atau sebelah utara TPST.
"Lokasi zona transisi tahap 2 ini bersebelahan dengan zonasi transisi tahap 1 di sebelah utara TPST seluas 800 meter," ujarnya.
Dijelaskan, sejak awal sesuai dengan pemaparan, zona transisi tahap 1 seluas 1,1 hektare hanya bertahan 5 bulan. Setelah 5 bulan, akan penuh sampah dan harus ditutup karena sudah tidak muat.
Sebenarnya kondisi yang terjadi sekarang ini sudah diprediksi di bulan Maret 2023 lalu. Padahal ketika memasuki bulan Maret 2023, atau tiga bulan berjalan zona transisi tahap 1 sudah hampir penuh. Sampah yang masuk ke TPST Piyungan dalam sehari hampir 750 ton, dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta serta Kabupaten Bantul. (Roy)
Sentimen: negatif (99.8%)