Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM
Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman, Bantul
Kasus: KKN
UGM Beri Contoh Atasi Persoalan Sampah
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi (foto: istimewa)
Krjogja.com - SLEMAN - Penutupan sementara hingga 15 September Tempat pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan mulai dirasakan warga Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta. Masyarakat kini menanti langkah nyata Pemda DIY dan Pemkab/Pemkot untuk mengatasi persoalan yang terus berulang ini.
Berikut beberapa langkah yang telah dilakukan UGM dalam usaha mengatasi persoalan sampah :
1. Pengembangan fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos sejak 2011 silam di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) UGM, di Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Lalu pada tahun 2016 UGM mendirikan Rumah Inovasi Daur Ulang (RinDU) yang menjadi laboratorium daur ulang sampah dan limbah dengan konsep pengolahan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Adapun pengeloaaan sampah dilakukan dengan bberapa metode yakni komposting untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk, metode pirolisis untuk pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar dan mengguankan incinerator untuk pengolahan sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
2. Beragam terobosan dan inovasi mengedepankan teknologi untuk mengurai persoalan sampah dan limbah juga dikembangkan oleh sivitas UGM. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh peneliti Fakultas Teknik UGM mengembangkan mesin pencacah plastik yang bisa dipakai sebagai bahan campuran aspal.
Mesin pencacah plastik kresek ini dibuat pada awal 2018 silam untuk mengolah sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat.
Hasil cacahan plastik tersebut sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik dan juga sebagai bahan campuran aspal.
3. Inovasi lain yang dikembangkan peneliti UGM adalah Biogas Power Plant Gamping yang ada di Pasar Buah Gemah Ripah, Gamping, Yogyakarta.
Instalasi ini dibangun pada 2011 lalu Waste Refinery Center UGM bersama dengan Koperasi Gemah Ripah Gamping, Pemda Sleman, serta Pemerintah Swedia untuk mengolah sampah buah di pasar tersebut menjadi biogas sekaligus mengurangi pembuangan sampah yang akan dibawa ke TPA Piyungan.
4. Lewat pengolahan sampah buah menjadi biogas mampu membangkitkan listrik yang dimanfaatkan oleh pedagang pasar di kawasan tersebut. Berikutnya, inovasi untuk mengatasi soal sampah dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Biologi UGM Rania Naura Anindhita.
Ia membuat sebuah formula untuk menetralkan bau sampah dengan memanfaatkan air lindi atau cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di tumpukan sampah bernama Eco Lindi.
Inovasi yang dikembangkan Rania turut memberikan alternatif solusi dalam mengatasi persoalan lingkungan. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), UGM membantu masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga.
Dalam tahap awal program ini dilakukan di sekitar kampus UGM dan natinya akan digerakkan secara lebih luas diberbagai daerah di tanah air. Dalam program ini mahasiswa membantu warga dalam mengelola sampah yang baik di tingkat desa sebelum dibuang ke TPA.
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan keunikan masyarakat di wilayah masing-masing. (Fxh)
Sentimen: negatif (100%)