Sentimen
Negatif (99%)
28 Jul 2023 : 06.58
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Rawa Singkil Harus Diselamatkan dengan Melibatkan Semua Pihak

28 Jul 2023 : 13.58 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Rawa Singkil Harus Diselamatkan dengan Melibatkan Semua Pihak

Krjogja.com - JAKARTA - Wajah Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil Aceh kian buram karena sejak awal 2019 hingga Juni 2023, kawasan tersebut telah kehilangan 1.324 hektare tutupan hutan. Ini hampir setara dengan lima kali luas kompleks Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hal itu terjadi akibat maraknya perambahan dan alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit.

Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nurazizah Rahmawati mengatakan Rawa Singkil harus diselamatkan dengan melibatkan semua pihak.

Salah satu solusi dengan penegakan hukum terhadap pelanggar perambahan hutan, melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak begitu saja menjual tanah di kawasan konservasi itu walaupun masuk dalam batas desa mereka.

"Masyarakat yang tinggal di situ sebenarnya tak ingin (perambahan) ini berlanjut, tapi kemudian ke mana suara ini disampaikan? Apakah ini sudah didengar oleh pemerintah daerah di sana? Ini perlu juga dibuat salurannya," kata Nurazizah dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Terkait hal ini sebelumnya digelar diskusi kampanye penyelamatan Rawa Singkil bertajuk "Karpet Merah di Lahan Basah". Manager Geographic Information System (GIS) Yayasan HAkA, Lukmanul Hakim mengatakan, deforestasi yang masih terus terjadi di Rawa Singkil menimbulkan banyak keburukan, salah satunya meningkatnya intensitas banjir di permukiman sekitar kawasan konservasi itu.

"Siklus hidrologi yang terganggu berpotensi meningkatkan frekuensi kejadian bencana banjir dan kekeringan,” kata Lukmanul. Dalam beberapa tahun terakhir, menurutnya, kian sering terjadi banjir di sekitar kawasan konservasi tersebut, seperti yang terjadi di Desa Cot Bayu dan Lhok.

Selain itu, jika Hutan Rawa Singkil yang menjadi habitat alami orangutan dan satwa-satwa penting lainnya terus dirusak, berpotensi menimbulkan konflik antara satwa dan manusia. “Kedua hal ini akan berdampak langsung kepada masyarakat yang tinggal di desa-desa di sekitaran SM Rawa Singkil," kata Lukmanul Hakim seraya menegaskan, dalam skala global,rusaknya hutan gambut Rawa Singkil juga berdampak pada pemanasan global.

Sementara Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye WALHI Aceh, Afifuddin Acal mengatakan bahwa Rawa Singkil masih bermasalah dengan tapal batas. "Ini memunculkan konflik tersendiri," katanya.

Kemudian masalah penegakan hukum yang tebang pilih, hanya menyasar masyarakat biasa saja, membuat perambahan Rawa Singkil terus terjadi. Perlu diketahui, kata Afifuddin, warga biasa hanya melakukan perambahan di pinggiran saja, tetapi yang masuk ke dalam kawasan inti Rawa Singkil dengan membawa excavator untuk membuka jalan dan saluran, ini patut dipertanyakan. (Ful)

Sentimen: negatif (99.8%)