Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
BUMN: Garuda Indonesia
Tokoh Terkait
Teddy Gusnaidi: Tesla Tak Bisa Paksa Indonesia Mensuplai Nikel Kamis, 27/07/2023, 10:56 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi tak mempersoalkan pilihan bos Tesla, Elon Musk yang lebih memilih untuk berinvestasi di Malaysia ketimbang di Indonesia.
Justru, hal itu bisa jadi peluang agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang mandiri untuk memproduksi mobil listrik sendiri.
Hal itu menjawab cibiran dari para pembenci pemerintah Jokowi yang seolah bahagia karena Elon Musk tak jadi berinvestasi di Indonesia.
"Banyak yang mentertawakan Jokowi ketika Tesla, perusahaan Elon Musk lebih memilih berinvestasi di Malaysia. Padahal Indonesia begitu gigih mengajak kerjasama, sampai harus mengunjungi Elon Musk, bahkan tidak tanggung-tanggung, Presiden Jokowi turun langsung menemui Elon Musk," kata Teddy Gusnaidi di akun Twitter-nya.
TESLA TENTU TIDAK BISA MEMAKSA INDONESIA UNTUK MENSUPLAY NIKEL
Banyak yang mentertawakan Jokowi ketika Tesla, perusahaan Elon Musk lebih memilih berinvestasi di Malaysia. Padahal Indonesia begitu gigih mengajak kerjasama, sampai harus mengunjungi Elon Musk, bahkan tidak… pic.twitter.com/WsiSnXr9vX
— Teddy Gusnaidi (@TeddGus) July 27, 2023Teddy menilai dalam bisnis, penjajakan kepada investor wajar terjadi. Setiap upaya untuk menarik investor adalah langkah demi meraih devisa untuk negara.
"Sebenarnya tidak masalah, namanya juga usaha, namanya juga penjajakan, tentu tidak harus selalu berhasil. Yang dilakukan Jokowi pun bukan hal yang memalukan, itu bagian dari tugas beliau, menarik investor untuk meningkatkan perekonomian negara," tambahnya.
Tentu saja, Indonesia tidak boleh tunduk total di hadapan investor, sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus punya kedaulatan di hadapan investor.
Apalagi Indonesia punya posisi tawar di hadapan Tesla yakni sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia. Untuk itu tidak perlu berkecil hati dengan berpalingnya Tesla.
"Karena jika terjadi kerjasama, tentu kerjasama yang saling menguntungkan. Karena Tesla adalah pemain besar dunia untuk kendaraan listrik sedangkan Indonesia adalah penghasil Nikel terbesar di dunia. Nikel adalah bahan utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Makanya Jokowi turun tangan langsung," tambahnya.
"Tesla tentu punya pemikiran sendiri untuk tidak melakukan investasi di Indonesia. Indonesia tidak bisa memaksa Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. Begitupun Elon Musk, dia tidak bisa memaksa Indonesia untuk mensuplai nikel,"
"Jadi ini hal biasa, bukan hal yang memalukan. Apalagi awal 2024, Indonesia sudah mulai memproduksi baterai kendaraan listrik, memanfaatkan nikel sendiri dan juga memproduksi sendiri mobil listrik. Kalau tidak ada yang mau kerjasama, ya kita buat sendiri," tutupnya.
Baca Juga: Ratusan Penyuluh Bahasa Bali 'Geruduk' Kantor DPRD, Ternyata Ini Motifnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Sentimen: positif (91.4%)