Sentimen
Positif (49%)
27 Jul 2023 : 06.27
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Institusi: UNPAD

Tokoh Terkait
Muhammad Syarif Bando

Muhammad Syarif Bando

Belajar Dari Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis

27 Jul 2023 : 06.27 Views 4

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Belajar Dari Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis

Krjogja.com - JAKARTA - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menggelar launching dan bedah buku berjudul “Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis”, yang berlangsung di gedung Perpusnas, Jakarta, Selasa (25/07/2023). Adapun buku ini merupakan karya dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, dalam membuka perspektif tentang situasi perang dan pasca perang yang terjadi di Rusia serta Ukraina.

Kepala Perpusnas Ri, Muhammad Syarif Bando, mengatakan perang Rusia degan Ukraina sudah menjadi perhatian seluruh dunia. Dan itu wajar terjadi, karena bukan hanya pertempuran dua negara saja. “Tapi juga perang antara barat dengan timur. Perang Amerika Serikat (NATO) dengan Rusia,” ujarnya saat membuka acara.

Hal itu, sambung Bando, menimbulkan polarisasi antar kawasan. Khususnya di benua Asia dan Afrika. Buku ini dapat membuka pandangan bagi masyarakat Indonesia tentang perang Rusia dan Ukraina. Khususnya terkait dengan hubungan internasional. “Pengamat militer di dalam dan luar negeri juga mendapatkan satu referensi baru, tentang perspektif perang dan dampak yang ditimbulkannya,” ucap Bando.

Sementara itu Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan, begitu penting artinya perang Rusia dan Ukraina bagi dunia, khususnya Indonesia. “Siapa yang diuntungkan dari perang ini. Bukan hanya militer saja, tapi juga perang dagang industri alutsita. Menjadi momentum menunjukkan kehebatan produksi,” tuturnya.

Bamsoet, sapaan karibnya menyatakan jika dampak yang ditimbulkan dari perang ini berpengaruh ke segala hal. Baru dua bulan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari hingga 11 April 2022, sudah 1.793 warga sipil menjadi korban jiwa. Di mana 2.400 orang mengalami luka-luka.

Kemudian lima bulan kemudian, jumlah korban sipil kembali bertambah. Sebanyak 5.900 warga meregang nyawa, dan lebih dari 8.600 orang luka-luka. Dampak perang Rusia-Ukraina juga menimbulkan krisis kemanusiaan global. “Jutaan warga Ukraina harus mengungsi ke berbagai negara Eropa. Ada lebih dari 7,5 juta jiwa,” ungkap Bamsoet.

Belum lagi dampak dari sektor perekonomian. Rusia sebagai negara produsen gandum terbesar nomor tiga dunia, dan Ukraina di posisi sepuluh, mengganggu ekspor pangan ke luar negeri, termasuk Indonesia. “Sepertiga kebutuhan gandum dunia berasal dari Rusia. Dan Ukraina memasok setengah juta ton. Perang ini menyebabkan ekspor terhenti,” ucapnya.

Buku “Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis” ini merupakan sumbangsih TNI bagi sejarah peradaban manusia. Sebab, konflik antar negara sudah terjadi sejak zaman prasejarah. “Tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan peradaban manusia. Ini terus berkembang mengikuti aspek manusia yang amat logis,” ucap Panglima TNI, Laksamana Yudho Margono.

Perang ini, sambung panglima, mengajarkan bagaimana berbagai informasi dapat dianalisis dengan tepat. Menjadi intelijen atau pengetahuan yang berguna dalam pengambilan keputusan strategis.

“Sebagai bagian dari elemen bangsa, TNI terpanggil untuk menyampaikan pesan jika dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Peluncuran buku ini merupakan sumbangsih, sehingga analisis dan sintesa buku ini bermanfaat bagi Indonesia,” tukasnya.

Salah satu anggota tim penulis, Kolonel Inf Hendri menjabarkan perang Rusia versus Ukraina menjadi salah peristiwa kemanusiaan dunia saat ini. Menjadi sorotan di manapun berada. “Bagaimana institusi intelijen, salah satnya TNI menyoroti peristia ini,” ujarnya.

Buku ini, sambungnya, mengungkap dua perspektif. Yakni perspektif studi menggunakan referensi berbagai lembaga dan perspektif lerning yang semua dapat berdasarkan base in inside base. Bagaimana menelaah suatu peran.
Buku ini juga dipalajari untuk dapat pelajaran sebagai individu.

“Buku ini disusun utuk memberikan gambaran holistik tentang konflik yang terhadi. Menelaah dimensi perang dan peperangan. Kemudian memicu otivasi pembelajaran sipil serta militer,” jelas Hendri.

Sementara Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Popy Rufaedah menambahkan, intelijen merupakan suatu yang tersembunyi dan ditutupi. Peluncuran buku “Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis” oleh BAIS, merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk mencerdaskan bangsa, dan langkah membuka diri kepada publik.

Pernyataan itu juga diamini Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani, Prof Hikmahanto Juwana. Langkah BAIS merilis buku ke publik, membuat apa yang tidak diketahui, kemudian menjadi tahu tentang isi yang ada pada buku tersebut.
“Banyak varian di buku ini, tapi tidak terlalu dalam. Namun menjadi pemicu untuk lebih mendalami perang seperti apa. Bagaimana andai terjadi di Indonesia,” tutupnya. (Lmg)

Sentimen: positif (49.2%)