Sentimen
Positif (94%)
26 Jul 2023 : 09.31
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Surabaya, Kalibata, Kramat, Pancoran, Rawajati

Tokoh Terkait

Habib Kuncung dan Kisah Jenazah Tak Bisa Diangkat

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Nasional

26 Jul 2023 : 09.31
Habib Kuncung dan Kisah Jenazah Tak Bisa Diangkat
Jakarta, CNN Indonesia --

Derap langkah kaki para peziarah terdengar mendekat ke bangunan berukuran 6x12 meter berwarna hijau yang dikelilingi ratusan nisan. Suara itu perlahan menghilang di depan sebuah pusara bertirai merah tua, berganti lantunan ayat suci yang menggema dari berbagai sudut.

Puluhan peziarah terpantau hilir mudik sejak pagi hingga siang di komplek makam Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau lebih akrab disapa Habib Kuncung di Jalan Rawajati Timur II, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (16/3).

Komplek makam Habib Kuncung bersebelahan dengan Masjid Jami At-Taubah yang merupakan masjid tertua di Kalibata dengan usia kurang lebih satu abad.

-

-

Gapura bertuliskan 'Kramat Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) dan Makam Keluarga Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad,' menjadi tanda pemisah antara dua bangunan tua itu.

Tak jauh dari gapura, beberapa pedagang aksesoris Muslim tampak menjajakan dagangannya. Mulai dari peci hingga poster Habib Kuncung.

Komplek makam Habib Kuncung terbentang begitu luas. Ratusan makam berjirat keramik mengelilingi bangunan berwarna hijau yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Habib Kuncung. Bahkan, beberapa makam juga berada di selasar gubah itu.

Gubah tersebut berisi tujuh makam yakni Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau Habib Kuncung, Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad, Syarifah Fatmah binti Abdullah bin Haddad, dan Habib Abdurahman bin Syahab.

Kemudian ada Habib Abdullah bin Husein Syami Al-Attas, Habib Husain bin Ummar Al-Attas, dan Habib Thoha bin Muhammad bin Abdullah.

Satu di antaranya tertutup rapat oleh kelambu berwarna merah tua. Di balik kelambu itu bersemayam Habib Kuncung.

Pengurus makam Habib Kuncung, Muhammad Bagus Hidayatullah (44) mengatakan bahwa kelambu merah yang membalut makam tersebut diibaratkan seperti baju bagi seseorang yang memiliki kedudukan tinggi.

CNNIndonesia.com bersama Bagus membuka kelambu yang membalut makam itu. Semerbak harum wangi bunga asli menyeruak di hidung tatkala kelambu tebal tersebut dibuka. Menurutnya, kelambu itu tak bisa sembarangan dibuka. Bahkan, oleh peziarah sekalipun.

Terlihat jirat dan nisan makam Habib Kuncung terbuat dari marmer. Selain itu, makam Habib Kuncung juga tampak lebih tinggi dari enam makam yang berada di sebelahnya. Hal itu lantaran Habib kuncung dinilai memiliki derajat yang paling tinggi.

Bagus menuturkan Habib Kuncung berasal dari Hadhramaut, Yaman Selatan. Beliau merupakan saudagar kaya di negeri itu.

Ilmu agama dipelajari Habib Kuncung langsung dari sang ayah. Usai belajar ilmu agama, beliau mendapat bisyarah atau petunjuk untuk hijrah ke Asia. Negara Asia yang disinggahi pertama kali adalah Singapura. Di sana beliau meninggalkan seluruh harta kekayaannya dan memutuskan kembali ke Yaman.

Setelahnya, Habib Kuncung hijrah ke Surabaya dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT Habib Kuncung mempersunting Syarifah Rogoan dan dikaruniai satu orang anak bernama Habib Muhamad.

"Setelah itu beliau datang ke Bugis, Sulawesi Selatan," ucap Bagus kepada CNNIndonesia.com.

Nama Habib Kuncung berawal dari pemberian sebuah peci berbentuk kerucut dari seorang Raja Bugis. Peci itu merupakan hadiah untuk Habib Kuncung lantaran berhasil menyembuhkan putri mahkota dari raja tersebut.

Menurutnya, nama Habib Kuncung pertama kali terdengar di Surabaya.

"Pecinya kan modelnya panjang. Orang enggak tau nama aslinya. Itu Habib Kuncung tuh Habib Kuncung. Itu yang pakai peci kuncung tuh. Nah di situlah awal mulanya panggilan Habib Kuncung," jelas Bagus.

Singkat cerita, Habib Kuncung memutuskan menetap di Jakarta tepatnya di Kalibata. Di situ beliau bertemu dengan Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad yang merupakan tuan tanah di Kalibata. Keduanya lantas menjalin hubungan layaknya saudara.

Tak selang lama Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad jatuh sakit dan kemudian meninggal pada 1916. Namun, sebelumnya Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad sempat bertanya kepada Habib Kuncung ihwal keinginannya. Habib Kuncung pun meminta sebuah rumah kecil di Kalibata.

"Setelah itu, 10 tahun kemudian Habib Ahmad (Habib Kuncung) nyusul tahun 1926, diperkirakan seperti itu," ujar Bagus.

Kisah Jenazah yang Tak Bisa Diangkat Saat Hendak DIkebumikan BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sentimen: positif (94%)