Nasional Antisipasi El Nino, Presiden Instruksikan Perbanyak Pengadaan Sembako Pusat Pemberitaan
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Jakarta: Presiden Joko Widodo menginstruksikan BUMN dan pemerintah daerah memperbanyak pengadaan bantuan sembako untuk masyarakat. Ini dilakukan untuk antisipasi dampak fenomena El Nino yang puncaknya akan terjadi bulan Agustus-September.
"Kalau bisa memang punya anggaran bantuan sembako ke masyarakat diperkuat, diperbanyak. Karena kita menghadapi El Nino yang tidak bisa kita hitung karena menyangkut iklim," ujar Presiden dalam keterangan di Lapangan Rampal, Senin (24/7/2023).
Menurut Kepala Negara, anggaran penyediaan bantuan sembako harus didahulukan. Terlebih karena menyangkut dampak El Nino yang ebrpotensi mengganggu ketahanan pangan.
Selain memperkuat bantuan sembako, Presiden juga telah memerintahkan para kepala daerah memperbanyak pasar murah. Ia berharap, kehadiran pasar murah dan bantuan sembako yang didahulukan terhadap daerah-daerah yang memerlukan jika terganggu kesehatan masyarakatnya.
Sejumlah daerah akan lebih mengalami kekeringan, karena terkena dampak El Nino. Potensi kekeringan tersebut akan berujung pada gagal panen.
Presiden memperkirakan dampak El Nino mulai terasa di bulan Agustus 2023. Di sisi lain, sejumlah negara, seperti Vietnam dan India sudah tidak ekspor beras lagi.
Sehingga Indonesia harus lebih siap dengan pasokan beras untuk konsumsi nasional. Cadangan beras pemerintah pun menjadi perhitungan pemerintah terkait pasokan beras.
"Di negara lain, kejadiannya mempengaruhi stok pangan, India sudah stop ekspor, di Vietnam juga stop ekspor. Kita tidak berharap kejadian itu terjadi di negara kita, sehingga semuanya memang harus disiapkan," kata Presiden.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif saling menguatkan. Sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan sangat rendah.
Jika biasanya curah hujan berkisar 20mm per hari, pada kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali. Atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September. Dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan pada 2020,2021, dan 2022.
Sentimen: positif (49.9%)