Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sukoharjo, Karanganyar, Solo
Tak Sesuai Perkiraan, SMP Negeri di Solo Terima 874 Siswa Luar Kota
Solopos.com Jenis Media: News
SOLOPOS.COM - Orang tua siswa menyerahkan berkas kepada panitia PPDB jalur KKO di SMP Negeri 1 Solo, Selasa (6/6/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)
Solopos.com, SOLO — SMP negeri di Solo menerima 874 siswa dari luar kota pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023. Angka tersebut menjadi yang paling banyak selama PPDB SMP diselenggarakan di Kota Bengawan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Dian Rineta, menyebut sebaran siswa luar kota banyak di SMPN perbatasan seperti SMPN 24, SMPN 25, SMPN 26, SMPN 27. “Rata-rata memang dari Karanganyar dan Sukoharjo. Tapi kita sudah memberikan kesempatan pada anak dalam kota untuk memilih kembali,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (22/7/2023).
PromosiRekomendasi 5 Wisata di Solo Baru, Mau Apa Aja Ada!
Dia menyebut pada dasarnya pelaksanaan PPDB di Solo diprioritaskan untuk warga dalam kota. Namun jika kuota tidak terpenuhi bisa diisi oleh warga luar kota. Dian mengatakan secara sistem memang diberikan kesempatan untuk calon siswa boleh memilih kembali jika tidak diterima di sekolah negeri manapun.
“Artinya kita memberikan kesempatan sebesar-besarnya pada anak dalam kota untuk mencari sekolah,” kata dia.
Banyaknya jumlah siswa luar kota mendaftar ke SMP negeri di Solo itu di luar perkiraan Disdik. Tahun lalu yang membuat akun pada sistem online PPDB Solo tidak sampai 300 orang. “Tapi kemarin di hari pertama saja mencapai 700,” lanjut Dian.
Sempat terjadi kepadatan pendaftar pada hari pertama di kantor Disdik Solo lantaran wali murid melakukan verifikasi secara offline. Peraturan memang mengharuskan wali murid luar kota melakukan verifikasi di kantor Disdik Solo.
Biasanya yang datang pada hari pertama tidak sampai lima puluh orang. Namun tahun ini jumlah wali murid luar kota yang datang mencapai kurang lebih tiga ratus orang. “Sehingga kemarin cukup kaget, sehingga perlu memecah sistem. Padahal kapasitas yang kita siapkan 200 antrean saja,” kata dia.
Pihaknya kemudian mengubah sistem yang semula diharuskan verifikasi di kantor Disdik Solo, lalu wali murid dibolehkan untuk melakukan verifikasi ke sekolah terdekat. “Kenapa tidak dilakukan sebelumnya? Karena jika dipecah di masing-masing sekolah bakal membebani sistem. Tapi karena waktu itu darurat mau tidak mau harus kita lakukan,” kata dia.
Meski begitu, dia mengatakan sekolah negeri tidak bisa menampung semua anak di Solo, maka perlu adanya peran sekolah swasta untuk menampung siswa. Terlebih tidak semua berminat warga Solo menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri.
“Kita punya sekolah swasta. Sebenarnya lulusan SD berbasis agama biasanya kecil yang lari ke negeri, itu sudah kita hitung lebih dari 15% ,” lanjut dia.
Sentimen: positif (61.5%)