Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Brussel, Moskow
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Putin Buat Dunia Kiamat Makanan, Krisis Pangan di Depan Mata
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - "Kiamat" makanan di bumi makin nyata. Ini terjadi setelah Rusia keluar dari Black Sea Grain Initiatives (Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam).
Perjanjian itu awalnya berguna untuk melindungi produk pertanian Ukraina dari blokade tentara Rusia di Laut Hitam dan serangan drone. Di sisi lain, bagi Rusia, ini adalah langkah memuluskan ekspor pertanian dan pupuknya, menjauhkannya dari sanksi pembayaran Barat.
Meski sudah terjalin sejak Juli 2022, dengan mediator Turki dan PBB, sejak Senin lalu, Rusia enggan memperpanjang perjanjian itu. Negeri Presiden Vladimir Putin menyinyalir kebijakan hanya menguntungkan Ukraina, diekspor bukan ke negara miskin malah negara kaya, dan tak menguntungkan Rusia karena saksi masih dilakukan.
Kini, Rusia pun membombardir kota-kota pelabuhan pangan Ukraina, tempat sejumlah ekspor komoditas penting-gandum, jagung, jelai dan minska bunga matahari. Sejak Selasa hingga Rabu, Rusia dilaporkan terus menyerang kota pelabuhan selatan Ukraina, Odesa.
"Serangan Rusia menyebabkan kerusakan penyimpanan biji-bijian dalam skala besar," kata diplomat utama Uni Eropa (UE), Josep Borrell dimuat CNN International, Kamis (20/7/2023).
"Serangan itu sebagai hal bar-bar yang akan dipertimbangkan oleh dewan hari ini," ujarnya menjelang pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri UE di Brussel.
Borrel mengatakan bukan hanya menarik diri dari perjanjian. Rusia juga membakar hasil pangan itu.
"Apa yang sudah kita ketahui adalah bahwa ini akan menciptakan krisis pangan yang sangat besar di dunia," lanjutnya memperkirakan ekspor pangan Ukraina kini sudah terhenti total.
Sementara itu, Ukraina menyebut Rusia telah meluncurkan 38 serangan terbaru ke Odessa dan Mykolaiv, sejak Rabu malam hingga Kamis pagi. Semua infrastruktur pelabuhan di bombardir
"Pasukan Rusia menyerang pelabuhan, dermaga, bangunan tempat tinggal, dan rantai ritel di kota-kota selatan Odesa dan Mykolaiv," kata Juru Bicara militer Ukraina, Natalia Humeniuk.
"Pertahanan udara Ukraina menghancurkan 18 proyektil, termasuk 13 drone Shahed (Iran), dua rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari laut dan tiga rudal jelajah berbasis darat Iskander-K," tambahnya.
Sebelumnya, ancaman diberikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip AFP, Selasa. Tanpa Black Sea Grain Initiatives, ujarnya, ada risiko tertentu yang muncul di Laut Hitam.
"Tanpa keamanan yang memadai, risiko tertentu muncul di sini (di Laut Hitam)," ancamnya.
"Jika pengaturan baru untuk mengizinkan ekspor diresmikan tanpa Rusia, maka risiko ini harus diperhitungkan", tambahnya.
Rusia telah melakukan serangan ke Ukraina sejak Februari 2022. Invasi Moskow tahun lalu membuat pelabuhan Laut Hitam Ukraina diblokir oleh kapal perang.
Ini membuat harga pangan menyentuh rekor yang belum pernah terjadi. Meski Black Sea Grain Initiatives diketok, diketahui ekspor belum memenuhi jumlah yang sama seperti masa sebelum perang.
Perlu diketahui, akibat tindakan Rusia, gandum berjangka melonjak 3% Senin, mencapai level tertinggi 689,25 sen per gantang, level tertinggi sejak 28 Juni ketika kontrak diperdagangkan setinggi 706,25 sen. Jagung berjangka melonjak hingga setinggi 526,5 sen per gantang sementara kedelai berjangka naik ke level 1.388,75 sen per gantang.
"Hilangnya Kesepakatan Laut Hitam merupakan pukulan bagi negara-negara yang mencari gandum Ukraina yang lebih murah. Selama ini tidak memicu banyak larangan ekspor, matinya kesepakatan itu (menjadi) gangguan kecil," kata spesialis dalam perdagangan global di University of St. Gallen, Simon J. Evenett, dikutip CNBC Internasional.
"Ke depan yang penting adalah apakah Rusia mempersenjatai ekspor gandum. Selama siklus panen terakhir dan saat ini, Rusia adalah pemasok terbesar dunia, mengekspor sekitar 45 juta metrik ton," tambahnya.
[-]
-
Putin Siap Perang Sampai Kiamat, Rusia Siapkan Hal Ini(sef/sef)
Sentimen: negatif (100%)