Sentimen
Positif (80%)
20 Jul 2023 : 21.05
Informasi Tambahan

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Kata BMKG soal Cuaca Kian Panas di Indonesia

21 Jul 2023 : 04.05 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kata BMKG soal Cuaca Kian Panas di Indonesia
Jakarta -

Perubahan iklim terjadi di Indonesia, hal tersebut berdampak peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan peningkatan cuaca panas bisa memicu kebakaran.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hartanto dalam seminar virtual 'Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ke-76: Informasi Cuaca, Iklim, Gempabumi, dan Tsunami Ramah Disabilitas', membeberkan perihal peningkatan suhu panas di Tanah Air, Kamis (20/7/2023).

"Tren suhu maksimum di Indonesia bahwa kita melihat bahwa tadi disampaikan bahwa perubahan iklim sekarang sudah terjadi dan akan terus terjadi sehingga sehingga kita perlu mengantisipasi potensi-potensi yang muncul. Bapak-ibu sekalian mungkin memperhatikan kondisi hujan lebat itu saat ini akan lebih sering terjadi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya," tutur Hartanto.

-

-

Hartanto mengatakan sering terjadinya hujan lebat merupakan salah satu indikator terjadinya perubahan iklim yang ditandai peningkatan suhu udara. Hal itulah yang menurutnya membuat cuaca akhir-akhir ini semakin panas.

"Akan lebih sering terjadi ini adalah salah satu indikator terjadinya perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu udara di beberapa catatan di wilayah Indonesia. Jadi kalau bapak-ibu merasakan bahwa kondisi cuaca sekarang sudah semakin panas itu tidak salah, memang benar demikian adanya bahwa kondisi cuaca kondisi suhu sudah semakin panas," paparnya.

Hartanto menuturkan peningkatan suhu udara itu juga terlihat dari wilayah pegunungan di Indonesia yang kini mulai hangat. Bahkan, kata dia, kasus demam berdarah (DB) saat ini juga banyak ditemukan di kawasan tersebut.

"Beberapa daerah yang di pegunungan yang dulunya sering dingin sekarang sudah mulai hangat. Dampak yang lain terjadi adalah dulu tidak ada catatan terjadinya demam berdarah di wilayah pegunungan, sekarang mungkin ada beberapa catatan catatan bahwa demam berdarah itu bisa terjadi di wilayah pegunungan. Ternyata memang di wilayah pegunungan bukan nyamuknya yang memang dia pakai jaket, tapi karena memang suhu di atas sudah semakin, sudah semakin hangat," ujar Hartanto.

Karena itu, Hartanto pun menekankan pentingnya mengantisipasi peningkatan suhu udara di Indonesia tersebut. Sebab, dampak perubahan iklim itu juga menyasar ke kesehatan.

"Ini perlu kita antisipasi, jadi tidak hanya berkaitan dengan apa yang kita rasakan, tetapi dampak lain seperti faktor kesehatan juga perlu kita perhatikan," imbuhnya.

Waspada Kebakaran

Salah satu contohnya cuaca di wilayah Banten sudah mulai panas dan kering. Hartanto pun mengimbau warga mewaspadai terjadinya kebakaran.

"Nah, hari ini kemarin dua hari kita melihat bahwa kelembaban udara di wilayah sekitar Banten itu sudah mulai turun. Kemarin kita mencatat sudah di bawah 40 persen. Artinya, kondisi cuaca yang sebelumnya ada hujan beberapa hari ternyata sekarang sudah mulai kering lagi. Kelembapan sudah sangat rendah, artinya panas yang terjadi adalah sudah panas kering. Apa yang perlu diantisipasi? Yang perlu diantisipasi hati-hati kebakaran," kata Hartanto.

Hartanto mengatakan akhir-akhir ini kebakaran sudah marak terjadi di wilayah Banten. Karena itu, warga dimintanya berhati-hati terhadap penurunan suhu di Banten. Sebab, kondisi tersebut bisa memperparah terjadinya kebakaran, baik di hutan maupun permukiman.

"Kemarin kita melihat ada kebakaran-kebakaran sudah mulai sudah mulai terjadi dan itu adalah harus hati-hati terhadap pada saat kondisi panas sudah mulai meningkat, kelembaban sudah mulai menurun, angin sudah mulai kencang, hati-hati terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan dan juga pemukiman. Kebakaran hutan dan lahan di Banten masih sedikit ya Pak masih sedikit, masih sedikit Pak kebakaran hutan dan lahan, tapi potensi kebakaran di pemukiman itu tidak kalah, tidak kalah pentingnya untuk sama-sama kita perhatikan," tuturnya.

"Dalam kurun waktu 23 hari terakhir kelembaban sudah mulai menurun artinya bahwa peluang untuk terjadinya terjadinya hujan sudah mulai melemah, suhu udara sudah mulai panas, angin sudah mulai kencang, hati-hati penggunaan api terutama di pemukiman, sehingga kita dapat mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran. Kondisi cuaca bukan penyebab kebakaran tetapi kondisi cuaca dapat memperparah jika ada penggunaan api yang tidak terkontrol," imbuh Hartanto.

Nah, masuk pada bulan setengah bulan setengah tahun berikutnya waspada juga potensi hujan puting beliung dan sebagainya dan seterusnya sampai akhir tahun ini adalah potensi-potensi yang terjadi bencana hidrometer lagi di sepanjang tahun.

Sentimen: positif (80%)