Jubir Jelaskan Alasan Anies Pakai Pemerataan Listrik untuk Ketimpangan
Keuangan News
Jenis Media: Nasional

KNews.Id – Juru bicara serta tim ahli ekonomi Anies Baswedan, Thomas Lembong mengungkapkan alasan Anies menggambarkan ketimpangan di Indonesia lewat distribusi listrik.
Menurut Thomas, hal ini dilakukan demi melihat fakta di lapangan. Ia menilai Anies tidak terpaku pada angka dan statistik semata.
“Kita suka terpukau sama angka dan statistik yang kelihatannya bagus, sampai kita buta pada fakta di depan kita yang kasat mata. Gelapnya banyak kota sekunder dan tersier di malam hari, menunjukkan perkembangan ekonomi di Indonesia yang sangat tidak merata,” kata Thomas melalui keterangan resmi, Jumat (14/7).
Ia menjelaskan variabel ekonomi makro seperti produk domestik bruto (PDB) juga kerap membuat banyak kalangan melupakan persoalan komposisi pertumbuhan.
Meski PDB RI memang masuk kategori salah satu yang paling tinggi, Thomas menilai persoalan angka agregat sektor dan daerah yang masih timpang.
“Angka seperti itu (PDB) adalah angka agregat yang menyembunyikan komposisi pertumbuhan. Struktur pertumbuhan kita sekarang adalah segelintir sektor dan daerah yang pertumbuhannya kencang, sementara lebih banyak lagi sektor dan daerah yang pertumbuhannya rendah bahkan stagnan. Ketimpangan adalah salah satu tantangan utama kita saat ini,” terangnya.
Mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 2016-2019 itu juga mengatakan isu pemerataan listrik yang disampaikan Anies menjadi penting. Sebab, ketika distribusi listrik lebih merata, akan mampu mengakselerasi aktivitas perekonomian secara lebih luas.
Hal itu, pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Thomas mengingatkan dalam sebuah perkembangan ekonomi yang sehat, urbanisasi terutama di kota-kota sekunder dan tersier, adalah mesin pertumbuhan. Oleh karena itu urbanisasi seyogyanya memberikan sumbangan terbesar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Itu fenomena yang sama di hampir semua negara berkembang. Jadi kita perlu fokus yang lebih besar, pada kebijakan pengembangan kota sekunder dan tersier,” pungkasnya.
Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyinggung isu pemerataan distribusi listrik di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Makassar, Sulawesi Selatan Kamis (13/7) lalu.
Menurut Anies, persoalan ketimpangan listrik masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah, terutama terkait waktu dan frekuensi nyala listrik. Pasalnya, meskipun rasio elektrifikasi di Indonesia pada 2022 sudah mencapai 99,63 persen, namun belum seluruhnya bisa menyala hingga 24 jam per hari.
Dalam paparannya, Anies memperlihatkan visualisasi kota-kota di Indonesia dari udara pada malam hari. Dari foto itu, hanya di Pulau Jawa yang kelihatan terang.
Sementara, di pulau lainnya hanya titik-titik cahaya, bahkan gelap gulita terutama di kawasan Indonesia bagian timur. (Zs/CNN)
Sentimen: netral (65.3%)