Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Sempat Ditutup Akibat Serangan, Rusia Sebut Jembatan Krimea Sebagian Dibuka untuk Lalu Lintas
Okezone.com Jenis Media: Nasional
RUSIA - Jembatan yang menghubungkan Rusia ke Krimea sebagian telah dibuka kembali sehari setelah diserang.
Seorang pejabat Rusia sembari memposting klip mengatakan kendaraan menggunakan satu jalur jembatan melintasi Selat Kerch.
Mengunggah video yang memperlihatkan mobil melintasi jembatan pada malam hari, Wakil Perdana Menteri (PM) Marat Khusnullin mengatakan dia berharap lalu lintas dua arah dapat dipulihkan pada pertengahan September mendatang.
Kementerian transportasi Rusia mengatakan penyangga jembatan itu tidak rusak dalam serangan itu.
Seperti diketahui, pasangan yang sedang berlibur tewas dan putri mereka terluka dalam serangan di jembatan yang dituding Rusia dilakukan oleh pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengutuk serangan di jembatan itu sebagai tindakan terorisme terhadap jalur transportasi yang sangat penting.
Putin bersumpah bahwa militer Rusia akan merespons.
Follow Berita Okezone di Google News
Sebelumnya, Angkatan Udara Ukraina telah memperingatkan serangan pesawat tak berawak semalam oleh Rusia di Odesa dan kota-kota selatan lainnya.
Seperti diketahui, jembatan Kerch dibuka pada 2018 dan memungkinkan perjalanan darat dan kereta api antara Rusia dan Krimea - wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014 setelah referendum yang tidak diakui secara internasional.
Jalur kereta api paralel jembatan tampaknya tidak rusak. Ukraina belum secara resmi mengatakan pihaknya melakukan serangan itu tetapi sebuah sumber di dinas keamanannya mengatakan kepada BBC Rusia bahwa mereka berada di belakangnya dan drone berbasis air telah digunakan.
Hingga saat ini, BBC belum melihat bukti visual untuk mengonfirmasi laporan tersebut.
Jembatan itu merupakan rute pasokan penting bagi pasukan Rusia yang menduduki bagian selatan Ukraina sejak mereka menginvasi pada 24 Februari tahun lalu.
Serangan baru itu merupakan insiden besar kedua di Jembatan Kerch dalam satu tahun terakhir.
Pada Oktober tahun lalu, jembatan ditutup sebagian setelah serangan. Jembatan itu sepenuhnya dibuka kembali pada Februari lalu.
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Ukraina menyerang jembatan Kerch dengan "partisipasi langsung" dari Inggris dan Amerika Serikat (AS), tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataan tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada hubungan antara insiden itu dan keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengirimkan gandum melalui Laut Hitam.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan ratusan juta orang yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia akan "membayar harga" untuk penarikan Rusia dari kesepakatan itu.
Dia berjanji PBB akan melanjutkan upaya untuk "memfasilitasi akses tanpa hambatan" ke pasar global makanan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia.
Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menuduh Rusia melanjutkan "blokade efektif pelabuhan Ukraina".
"Rusia akan bertanggung jawab penuh dan sepenuhnya atas konsekuensi dari tindakan agresi militer ini," katanya pada Senin (17/7/2023). "Memang, kita sudah melihat lonjakan harga gandum, jagung, dan kedelai global hari ini sebagai akibat dari penangguhan Rusia,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan keputusan Rusia itu menyedihkan.
"Saya meminta semua negara anggota PBB untuk dengan tegas menuntut Rusia melanjutkan partisipasinya dalam kesepakatan dengan itikad baik dan menghentikan 'permainan kelaparan'," katanya.
"Rusia harus menjauhkan politik dari keamanan pangan global,” tambahnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Sentimen: negatif (100%)