FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pendapatan nasional bruto atau gross national income (GNI) per kapita mencapai US$4.580 berdasarkan Metode Atlas.

Data itu dibagikan oleh Ekonom Kerakyatan, DR. Awalil Rizky.

“Gross National Income per capita (Atlas method) Indonesia tahun 2022 mencapai US$4.580,” kata Awalil Rizky dalam keterangannya, Minggu, (16/7/2023).

Hal ini disebut meningkat 9,83 persen dibandingkan tahun 2021 sebelumnya. Dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan di masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Meningkat 9,83% dibanding 2021. Kenaikan era 2014-2022 (8 tahun) sebesar 27,22%. Jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan era 2004-2012 (8 tahun) yang mencapai 231,78%,” jelas  Ketua Dewan Pengawas CISFED ini.

Mantan Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menyebutkan, kenaikan GNIP era SBY hampir 10 kali lipat dibandingkan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Data bicara. Kenaikan GNIP era SBY hampir 10 kali dari kenaikan saat Jokowi,” kata Said Didu.

Di sisi lain, pria kelahiran Pinrang Sulsel ini justru menyentil kondisi utang di era Jokowi yang baik dua kali lipat.

“Tapi utang saat rezim Jokowi naik lebih 2 kali lipat,” tandas Said Didu. (selfi/fajar)