Sentimen
Negatif (100%)
16 Jul 2023 : 09.10
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Kami Siap Menyongsong Pilkada 2024

16 Jul 2023 : 16.10 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kami Siap Menyongsong Pilkada 2024
Jakarta -

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusulkan untuk membahas opsi penundaan Pilkada 2024 yang sudah dijadwalkan digelar pada November 2024. Ketua DPP PSI Ariyo Bimmo mengatakan penundaan itu tak sejalan dengan partainya.

"PSI tidak dalam posisi mengajukan penundaan pilkada. PSI siap menyongsong Pileg, Pilpres dan Pilkada 2024," kata Ariyo saat dihubungi, Sabtu (15/7/2023).

Ariyo menyebut PSI tengah mematangkan calegnya untuk bertarung di Pemilu 2024 nanti.

-

-

"Kami sedang mempersiapkan sebaik-baiknya calon anggota legislatif untuk bertarung dan memenangkan pemilu legislatif," katanya.

Bawaslu Usul Pilkada 2024 Ditunda

Sebelumnya, Bawaslu mengusulkan untuk membahas opsi penundaan Pilkada 2024 yang sudah dijadwalkan digelar pada November 2024. Apa alasannya?

Hal itu disampaikan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja saat Rapat Koordinasi Kementerian dan Lembaga Negara yang diselenggarakan Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta, Rabu (13/7). Bagja mengungkap sejumlah kekhawatirannya jika Pilkada digelar November 2024.

"Kami khawatir sebenarnya Pemilihan 2024 ini karena pemungutan suara pada November 2024 yang mana Oktober baru pelantikan presiden baru tentu dengan menteri dan pejabat yang mungkin berganti," kata Bagja keterangannya, Kamis (13/7).

"Karena itu, kami mengusulkan sebaiknya membahas opsi penundaan pemilihan (pilkada) karena ini pertama kali serentak," sambungnya.

Dia juga menyinggung sejumlah potensi gangguan jika Pilkada 2024 digelar bersamaan. Salah satunya, kata Bagja, ialah masalah keamanan.

"Kalau sebelumnya, misalnya pilkada di Makassar ada gangguan keamanan, maka bisa ada pengerahan dari polres di sekitarnya atau polisi dari provinsi lain. Kalau Pilkada 2024 tentu sulit karena setiap daerah siaga yang menggelar pemilihan serupa," ujar dia.

Bagja juga menyebut ada beberapa masalah lain seperti pemutakhiran data pemilih, pengadaan dan distribusi logistik Pilkada seperti surat suara, dan beban kerja penyelenggara Pemilu yang terlalu tinggi. Selain itu, dia juga menyinggung belum optimalnya sinergi antara Bawaslu dan KPU terkait Peraturan KPU (PKPU) dan Peraturan Bawaslu (Perbawaslu).

"Data pemilih ini banyak sekali masalah, sampai-sampai satu keluarga beda TPS (tempat pemungutan suara) saja malah sampai marah-marah. Begitu juga surat suara, itu banyak permasalahannya misalnya kekurangan surat suara dari TPS A ke TPS B itu juga bisa menimbulkan masalah," ungkapnya.

(azh/maa)

Sentimen: negatif (100%)