Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ramadhan
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait
Polri Beli Ribuan Senjata Pelontar Lada Rp49 M Dikritik ICW, Ini Penampakannya
Solopos.com Jenis Media: News
SOLOPOS.COM - Byrna LE Pepper Projectile Launcher atau pelontar lada. (Istimewa/Amazon)
Solopos.com, JAKARTA — Polri baru saja melakukan pengadaan terhadap senjata laras pendek yang disebut Pepper Projectile Launcher atau pelontar lada seharga Rp49 miliar.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan senjata ini merupakan alat penunjang anggota kepolisian dalam menangani aksi unjuk rasa yang anarkis.
PromosiRekomendasi 5 Wisata di Solo Baru, Mau Apa Aja Ada!
“Pertimbangan penggunaan pistol ini dalam tindakan penanganan hukum Polri dituntut harus juga memperhatikan nilai Hak Asasi Manusia, sehingga penggunaan paper projectile sangat dibutuhkan,” kata Ramadhan di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Kemudian, senjata ini juga diklaim tidak mematikan dan hanya bersifat melumpuhkan dan hanya digunakan untuk penanganan unjuk rasa agar tidak terjadi korban di masyarakat.
Adapun, amunisi dalam pistol ini dibekali dua jenis mulai dari bubuk lada dan bubuk lada yang ditambah gas air mata.
Rencananya, secara kuantitas senjata ini akan diadakan sebanyak 1.857 unit dengan harga satuan Rp9 juta-an.
Alhasil, anggaran untuk pengadaan tersebut sebesar Rp17 miliar. Sementara itu untuk perlengkapan pendukung sebesar Rp32 miliar dengan perincian mulai dari magazine pistol, gas pendorong hingga barang terkait lainnya.
“Rinciannya pepper ini terdiri dua varian, kemudian ada magazine cadangan, c02 gas sebagai pendorong projectile, keempat oiler minyak senjata, kelima holder chest atau sarung daripada pistol tersebut,” imbuhnya.
Adapun, Ramadhan juga menyampaikan proses pengadaan sesuai dengan Peraturan Presiden No.12/2021 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah.
Selain itu, tender pengadaan ini didapat dari perusahaan PT Tri Manunggal Daya Cipta dengan nilai kontrak sebesar Rp49,8 miliar.
“Proses pengadaan sesuai ketentuan dilaksanakan sesuai dengan Perpres No.12/2021 tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah yang mengupayakan melalui LPSE Polri, telah melalui polres tender didapat pemetaan yaitu PT Tri Manunggal Daya Cipta dengan nilai kontrak Rp49,8 miliar,” tutup Ramadhan.
Pengadaan itu dikritisi oleh Indonesia Coruption Watch (ICW) karena terlalu mahal. Lembaga tersebut menelusuri laman penjualan senjata tersebut yakni byrna.com, yang menawarkan produk dengan harga yang lebih murah.
Adapun senjata tersebut bernama Byrna LE, yang diklaim sebagai peluncur genggam yang paling kuat dari perusahaan itu.
Byrna LE menampilkan pemicu yang didesain ulang sepenuhnya dan rakitan katup untuk menembakkan peluru kaliber 68 dengan kecepatan hingga 340 kaki per detik.
Desain pemicu baru pada Byrna LE memungkinkan tarikan pemicu yang lebih halus dan lebih ringan, memberikan pengalaman yang lebih baik untuk penembak, demikian pernyataan produsen tersebut melalui lama resminya yang dikutip Sabtu (15/7/2023).
Senjata ini mengusung teknologi unik, udara karbon dioksida tersimpan di dalam peluncur tersebut. Pada tarikan pelatuk pertama, tabung karbon dioksida akan terbuka dan proyektil diluncurkan secara bersamaan.
Alat ini juga memiliki desain bidik yang diklaim memungkinkan akuisisi lebih cepat dalam situasi dengan tingkat stres tinggi, dan kapasitas tembakan 40 persen lebih besar dari produk terdahulu Byrna SD, dengan 35 putaran persatu silinder berisi 12 gram karbon dioksida.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Polri Beli Ribuan Senjata Pepper Projectile Launcher Senilai Rp49 Miliar”
Sentimen: netral (57.1%)