Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Lumajang, Yogyakarta, Bantul
Tokoh Terkait
Temui Ketua Umum Muhammadiyah, Prabowo Ingin Akademisi Atasi Ketergantungan pada Produk Luar Negeri
Gatra.com Jenis Media: Nasional
Bantul, Gatra.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta akademisi berperan dalam pengembangan teknologi berbagai bidang untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negeri. Bidang ketahanan, pangan, dan manajemen air menjadi isu penting masa depan.
Hal ini disampaikan Prabowo usai bertemu empat mata dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Bantul, Jumat (14/7) siang. Pertemuan tertutup berlangsung lebih dari dua jam.
“Dengan ribuan sekolah, ratusan universitas, dan ratusan rumah sakit, Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat besar pengaruh dan jasanya di bidang pendidikan dan kesehatan,” kata Prabowo.
Kondisi ini menjadi dasar alasan komunitas pertahanan menjalin kerjasama erat. Terlebih lagi pusat riset UAD berhasil mengembangkan peluru kendali anti-pesawat ‘Rudal Merapi’ yang sudah diujicobakan di Lumajang, Jawa Timur.
Secara umum, Prabowo ingin para cendekiawan dan para ahli teknologi di perguruan tinggi menjadi konsultan maupun tenaga ahli untuk bersama-sama melanjutkan apa yang sudah dibangun pemerintah Presiden Joko Widodo sekian tahun ini.
“Kita ingin mempercepat dan meningkatkan. Supaya tidak selalu kembali ke nol. Tidak selalu mencari bentuk, selalu diarahkan terus,” ucapnya.
Para tenaga ahli yang diharapkan bisa bekerjasama nantinya memiliki kemampuan di bidang fisika, kimia, biologi, teknik sipil, teknik kelistrikan, ahli pangan dan ahli permasalah air.
“Kita ingin ada teknologi manajemen dan mendaur ulang air. Di mana ketika musim penghujan banyak air melimpah namun tidak bisa dimanfaatkan dan malah menjadi bencana. Ini menjadi mubazir. Kita ingin ada ahli di bidang-bidang di sana,” ungkapnya.
Demikian juga dengan pangan. Prabowo menyatakan konsep efisiensi dan pembenihan yang bagus haruslah terus dicari alternatifnya. Salah satunya kebutuhan pupuk kimia yang masih menjadi ketergantungan dan dibutuhkan petani.
“Kita selalu bergantung pada impor pupuk atau impor bahan baku pupuk. Ini bisa menjadi kerawanan ke depan. Kita harus memiliki teknologi yang bisa mengurangi ketergantungan kita pada bahan-bahan pupuk di luar negeri,” ucapnya.
Haedar Nashir sendiri mengatakan kunjungan Prabowo ke UAD ini sebagai Menhan bukan capres. Pada dasarnya Muhammadiyah membuka pintu lebar-lebar pada pejabat elit, tokoh politik, maupun tokoh bangsa untuk berdiskusi tentang masalah-masalah kebangsaan.
“Sebagai salah satu kekuatan yang berdiri sebelum republik dan kita ikut mendirikan republik ini, Muhammadiyah konsen bagaimana Indonesia ke depan betul-betul berdiri tegak di atas konstitusi. Tetapi konstitusi yang harus kita implementasikan. Tadi kita banyak berdiskusi terkait pasal 33 (UUD 1945),” jelasnya.
Pasal ini menurutnya dibawa dalam konteks yang lebih luas terkait kedaulatan, keamanan, maupun sumber daya alam.
“Kita berdiskusi dan sepakat Indonesia kaya raya dan penduduknya kohesif guyub dalam keragaman. Yang diperlukan adalah sebagaimana implementasi konstitusi dalam kebijakan strategis membawa Indonesia bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” papar Haedar.
Usai pertemuan, Prabowo bersama Haedar kemudian meninjau laboratorium pengembangan Rudal Merapi di lantai sembilan.
11
Sentimen: positif (98.4%)