KBRN, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ASEAN tidak ingin terjadi politisasi soal pengiriman bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Myanmar. Pengiriman bantuan dilakukan oleh Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk penanggulangan bencana (AHA Center).

“Posisi ASEAN sangat jelas. Bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada semua orang yang memerlukannya dengan prinsip "no one left behind". Dan, ASEAN tidak ingin terjadi politisasi dari bantuan kemanusiaan tersebut,” kata Retno Marsudi kepada wartawan usai pelaksanaan Sesi Retret Pertemuan Para Menlu ASEAN (AMM) ke-56, Rabu (12/7/2023) di Hotel Shangri-La, Jakarta. 

Retno menjelaskan AHA Center telah mengirimkan bantuan kemanusiaan dua kali kepada sekitar 1.500 pengungsi dalam negeri (IDP). Saat ini AHA Center tengah mempersiapkan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk dua wilayah negara bagian lainnya.

“Joint needs assessment (analisa kebutuhan bersama) dari AHA Center sudah dapat diselesaikan melalui proses yang inklusif. Sudah dilakukan dua kali pemberian bantuan kepada 1500 Internal displaced person atau pengungsi dalam negeri (IDP), yaitu 7 Mei dan 7 Juli di wilayah Shan state,” ujar Menlu RI. 

“AHA sedang menyiapkan bantuan termasuk di wilayah Sagaing dan Magway. Kita perlu kerjasama dan dukungan semua pihak,” ucapnya. 

Retno menjelaskan para Menlu ASEAN turut menyepakati dilakukannya tinjauan terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan oleh AHA Center. Hasil tinjauan tersebut akan dijadikan dasar pemberian saran kepada para pemimpin sebelum KTT ke-43 September mendatang di Jakarta.

“Indonesia akan terus berkoordinasi dengan AHA center untuk memastikan bantuan diterima ke penduduk yang memerlukannya. Kita menyepakati kembali melakukan review (tinjauan) dan nanti kita akan lihat perkembangannya, kemudian kita akan menyampaikan saran kepada para leaders (pemimpin) pada saat beliau-beliau bertemu di KTT ke-43,” kata Retno Marsudi.