Sentimen
Negatif (99%)
12 Jul 2023 : 15.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Ankara

Tokoh Terkait

Awas NATO vs Rusia Pecah, Sekutu Putin Beri Sinyal WW3

12 Jul 2023 : 22.43 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Awas NATO vs Rusia Pecah, Sekutu Putin Beri Sinyal WW3

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah fakta baru terjadi di perang Rusia Ukraina. Terbaru terkait Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Vilnius, Lituania, yang tengah berlangsung.

KTT membuat Rusia murka. Kremlin menyebut isi agenda itu menunjukkan sikap "anti-Rusia" yang kuat di antara perwakilan negara-negara anggota aliansi.

-

-

"Kita berbicara tentang pertemuan puncak aliansi yang memiliki sifat anti-Rusia yang sangat terkonsentrasi," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, seperti dikutip CNN International, dikutip Rabu (12/7/2023).

"Rusia dianggap sebagai musuh, musuh," tegasnya.

Diketahui, lokasi KTT di dekat perbatasan Rusia. Namun, kata Peskov, ini tidak sepenting sikap bermusuhan yang disampaikan.

Ia juga memperingatkan bahwa aksesi potensial Ukraina ke NATO, yang jadi topik utama pertemuan, akan sangat berbahaya bagi keamanan Eropa. Dirinya mendesak mereka yang akan mempertimbangkan keputusan untuk "mempertimbangkan risiko" yang terkait dengan langkah tersebut.

Selain Ukraina, NATO diketahui juga membahas masuknya Swedia ke dalam aliansi. Kemarin, anggota NATO yakni Turki, akhirnya memberi lampu hijau setelah lama menentang.

Perlu diketahui masuknya suatu negara ke NATO harus disetujui 30 anggota. Turki, yang dikenal dekat dengan Rusia, menentang karena menganggap Swedia kära melindungi pemberontak dalam negerinya, kelompok Kurdi.

Menanggapi persetujuan Turki itu, Peskov mengatakan Rusia mengakui kewajiban Ankara sebagai anggota aliansi. Meskipun ada perselisihan, ada bidang kepentingan bersama antara Rusia dan Turki yang penting bagi kedua negara.

Tetapi Peskov juga mengingatkan Turki. Sementara pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat mengarahkan dirinya ke Barat, masih ada keengganan dari Eropa untuk menerima Turki sebagai anggota.

"Jika Anda menyebut sekop, tidak ada yang ingin melihat Turki di Eropa," kata Peskov.

Ukraina Kecewa

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri dilaporkan tiba-tiba menyerang NATO. Ini terkait keanggotaan negeri itu di aliansi tersebut.

Hingga kini, Ukraina belum diterima sebagai anggota NATO meski kerap mengutarakan keinginannya. Terbaru, pemimpin NATO memberi sinyal tak akan menjanjikan keanggotaan meski perang usai dengan Rusia.

"Sepertinya tidak ada kesiapan untuk mengundang Ukraina ke NATO atau menjadikannya anggota aliansi," katanya di Telegram, menurut terjemahan Google Selasa waktu setempat, sebagaimana dimuat CNBC International.

"Bagi Rusia, ini berarti motivasi untuk melanjutkan terornya," tegasnya.

"Belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak masuk akal," sindir Zelensky lagi.

Kemarin, NATO menyepakati komunike KTT terkait keanggotaan Ukraina. Aliansi yang beranggotakan berjanji untuk "menyampaikan undangan" ke Ukraina untuk bergabung dengan aliansi ketika "sekutu setuju dan kondisi terpenuhi".

Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan komitmen tersebut akan merampingkan proses aksesi dan membuat keanggotaan Ukraina hanya bergantung pada keputusan politik. Ini, tegasnya, akan mengubah jalur keanggotaan Ukraina dari proses dua langkah menjadi proses satu langkah.

Namun menurut Zelensky, sebagaimana dimuat Financial Times (FT), komunike NATO dibuat tanpa Kyiv dimeja perundingan. Komunike tersebut menyatakan bahwa "masa depan Kyiv ada di NATO" tetapi tidak memberikan batas waktu untuk aksesinya.

Ukraina sendiri telah lama mengutarakan keinginannya mask NATO. Bahkan sebelum perang Rusia dan Ukraina pecah di Februari 2022 hingga kini.

Keinginan itu pula yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang negeri itu. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin menilai ekspansi NATO ke Ukraina membahayakan negaranya.

Perang Dunia 3

Di sisi lain, perkembangan perang Rusia-Ukraina juga menimbulkan lagi ancaman Perang Dunia 3 (World War 3). Hal ini ditegaskan sekutu Putin, Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

Ia menegaskan peningkatan bantuan militer ke Ukraina oleh aliansi NATO membawa Perang Dunia 3 semakin dekat. Komentarnya ini muncul menanggapi pertemuan puncak KTT NATO Lithuania di mana ada komiten aliansi untuk terus membantu Kyiv.

"Barat yang benar-benar gila tidak dapat menemukan hal lain ... Faktanya, ini adalah jalan buntu. Perang Dunia 3 semakin dekat," tulis Medvedev di aplikasi perpesanan Telegram.

"Apa artinya semua ini bagi kami? Semuanya jelas. Operasi militer khusus akan berlanjut dengan tujuan yang sama," tambahnya.

Bari Rusia, perang di Ukraina adalah operasi militer khusus. Namun bagi Kniv dan sekutu, itu adalah invasi tanpa alasan untuk merebut tanah dan mendominasi tetangga.


[-]

-

Perang Rusia-Ukraina Gak Kelar-Kelar, NATO Mulai Pusing!
(sef/sef)

Sentimen: negatif (99%)