Sentimen
Positif (44%)
12 Jul 2023 : 06.42
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang

Pilpres Hanya Dua Paslon Banyak Mudaratnya, Parpol Harus Punya Greget

12 Jul 2023 : 06.42 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Pilpres Hanya Dua Paslon Banyak Mudaratnya, Parpol Harus Punya Greget

AKURAT.CO Pesta demokrasi menuju perhelatan Pilpres 2024 semakin dekat. Kendati demikian, terbuka kemungkinan hanya dua kontestan yang bertarung pada Pilpres 2024.

Pengamat politik Citra Institute, Yusak Farchan menyayangkan apabila sembilan parpol parlemen ditambah banyak parpol non-parlemen tak mampu menghadirkan banyak figur untuk bertarung pada pilpres. Artinya parpol harus punya greget menghadirkan alternatif pemimpin sekaligus memperkuat demokrasi.

"Jika hanya dua pasang yang bertarung, potensi terjadinya polarisasi cukup terbuka," kata Yusak saat dihubungi di Jakarta, Selasa (11/7/2023). 

baca juga:

Sejatinya sudah ada tiga poros yang terbentuk untuk berebut suksesi nasional. Poros PDIP, PPP, Hanura dan Perindo mengusung Ganjar Pranowo, kemudian poros Gerindra-PKB mendukung Prabowo dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan.

Kendati demikian, kekuatan semua poros belum mengkristal untuk menyimpulkan Pilpres 2024 bakal diikuti tiga capres. Pergerakan parpol-parpol masih dinamis malahan terbuka opsi untuk lompat pagar atau menyisakan hanya dua poros yang bertarung. 

Koalisi Gerindra-PKB masih goyah lantaran kursi cawapres belum pasti. Pengusung Ganjar Pranowo kendati sudah melebihi syarat mengusung capres masih cawe-cawe berharap adanya partai lain bergabung.

Sedangkan koalisi pendukung Anies hingga kini stagnan, tidak memiliki tambahan partai pendukung di tengah situasi melemahnya elektabilitas eks Gubernur DKI.

Yusak, yang juga Dekan FISIP UNPAM Serang ini, mewanti-wanti, Pilpres 2014 dan 2019 sudah menunjukkan bahayanya dampak pilpres hanya diikuti dua paslon. Dampak ini bisa terulang bahkan lebih tajam lagi kalau Pilpres 2024 hanya diikuti dua paslon.

"Kita sudah punya pengalaman buruk atas gejala terbelahnya masyarakat secara ekstrim akibat adanya dua pasang capres-cawapres di 2019. Masak kita mau ulangi lagi," keluhnya.

"Skenario dua pasang calon hanya akan merusak demokrasi dan mempersempit ruang pilihan bagi masyarakat," tambahnya.

Sentimen: positif (44.4%)