Sentimen
Positif (96%)
10 Jul 2023 : 23.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jayapura

Tokoh Terkait

OPM Bantah Minta Tebusan Rp5 Miliar agar Philip Mehrtens Bebas

10 Jul 2023 : 23.38 Views 6

Tirto.id Tirto.id Jenis Media: News

OPM Bantah Minta Tebusan Rp5 Miliar agar Philip Mehrtens Bebas

tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan organisasinya tetap melakukan negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Mehrtens. Sebby membantah pihaknya meminta uang Rp5 miliar sebagai uang tebusan.

"Tetap akan dinegosiasi," kata Sebby kepada Tirto, Senin (10/7/2023).

Bahkan Egianus Kogoya, Panglima Kodap III TPNPB, mengklaim pihaknya yang berlaku sebagai penyandera tak pernah meminta Rp5 miliar kepada pemerintah Indonesia dan permintaan duit itu adalah omong kosong.

Sebby menambahkan pihaknya berusaha meyakinkan Egianus dan pasukannya bahwa sandera siap dibebaskan, tapi karena TNI dan Polri diduga mengeluarkan pernyataan yang keliru, maka Egianus tetap menyandera Philip Mehrtens.

"Hal ini adalah kebodohan pimpinan militer dan Polisi Indonesia. Oleh karena itu kami harus kerja keras lagi lobi Egianus dan pasukannya, supaya pilot bisa diselamatkan," ucap Sebby.

Dihubungi terpisah, Karel Phil Erari, pendeta sekaligus Penasihat Persekutuan Gereja-Gereja Reformasi se-Dunia atau World Communion of Reformed Churches (WCRC), berpendapat penyanderaan pilot Philip sejak Februari memiliki motif politik yakni menuntut Kemerdekaan West Papua.

"Namun Philip Mehrtens adalah sesama manusia yang harus dikasihi sesuai amanat agung Tuhan. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia, seperti mengasihi diri sendiri. Saya mohon agar Philip Mehrtens dibebaskan," kata dia kepada Tirto.

Sementara masalah kemerdekaan yang dituntut, sedang diperjuangkan di Pasifik melalui Melanesian Spearhead Group, dan United Liberation Movement for West Papua di Eropa oleh Benny Wenda, Ori Deki Ap dkk.

"Seluruh rakyat Papua sudah berjuang untuk itu sejak 1969," jelas Karel.

Philip berada di tangan kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Hingga kini pemerintah Indonesia pun berupaya mencari cara membebaskannya. Presiden Jokowi berkata dirinya hanya bisa memastikan bahwa proses penyelamatan akan terus berjalan, namun tidak bisa dipublikasikan.

"Kami ini jangan dilihat diam. Kami ini sudah berupaya dengan amat sangat, tetapi tidak bisa kami buka apa yang sudah diupayakan, apa yang sudah kami kerjakan di lapangan," ujar Presiden Jokowi usai menghadiri acara Papua Street Carnival di Jayapura, Jumat, 7 Juli 2023.

Sentimen: positif (96.8%)