Indahnya Istana Maimun Medan, Bergaya Campuran Islam - Melayu - Eropa
Solopos.com Jenis Media: News
SOLOPOS.COM - Istana Maimun merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari kerajaan Deli di Kota Medan, Sumatera Utara. (cagarbudaya.sumutprov.go.id)
Solopos.com, MEDAN — Istana Maimun merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari kerajaan Deli di Kota Medan, Sumatera Utara yang berbentuk bangunan. Bangunan ini tepatnya terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara.
Dikutip dari disbudpar.sumutprov.go.id, yang diakses pada Senin (10/7/2023), istana ini dibangun pada tahun 1888 dan selesai pada 1891 oleh Sultan Makmun Al-Rasyid Delia Perkasa Alamsyah saat menggeser pusat ekonomi dari Labuhan ke Medan.
PromosiKrim Malam untuk Memutihkan Wajah, Kenali Dulu Kandungannya!
Desain istana ini dirancang oleh Ir. Kapten Th. Van Erp, arsitek asal Italia yang bekerja juga sebagai Konijnlijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) atau tantara Kerajaan Hindia-Belanda.
Arsitektur bangunannya merupakan percampuran antara Islam, Melayu, dan Eropa. Isi dalam bangunan ini mengingatkan pada seni Islam di Timur Tengah dan India.
Bahan interior bangunan ini diimpor langsung dari Eropa, pintu dan jendelanya dirancang dengan gaya Spanyol, sedangkan atapnya berbentuk limasan atau kubah dari sirap dan tembaga menggunakan ornamen tradisional Melayu yang disebut dengan pucukrebung.
Model istana ini didesain dengan gaya istana Melayu tradisional yang berbentuk memanjang di depan dan didominasi oleh warna kuning.
Bersumber dari kebudayaan.kemendikbud.go.id, bangunan yang menghadap ke timur ini didirikan di atas tanah dengan luas 2.772 meter persegi. Bangunan ini berbentuk persegi dengan dua lantai yang luasnya 772 meter persegi dan ada 30 kamar di dalamnya. Di dalam setiap kamar terdapat perabotan seperti lemari, kursi, lampu-lampu kristal dengan gaya Eropa.
Melansir dari cagarbudaya.sumutprov.go.id, Istana Maimun dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian induk, sayap kiri, dan sayap kanan. Bagunan ini ditopang oleh 82 buah tiang batu octagonal dan 43 buah tiang kayu dengan lengkungan-lengkungan berbentuk lunas perahu terbalik dan ladam kuda.
Ruang utama atau ruangan induk disebut dengan nama Balairung Sri, biasanya digunakan untuk acara adat kerajaan, penerimaan tamu, ataupun acara penobatan Sultan Deli. Luasnya 412 meter persegi, dihiasi dengan koleksi peninggalan senjata tua dan foto keluarga. Bagian belakang ruangan ini terdapat dapur, Gudang, dan ruang penjara.
Keberadaan Istana Maimun mulai diabaikan setelah masa revolusi dan kesultanan Deli berakhir. Saat ini Istana Maimun digunakan untuk tempat tinggal sebagian ahli warisnya dan juga sebagai destinasi wisata bersejarah.
Sentimen: positif (65.3%)