Sentimen
Positif (64%)
10 Jul 2023 : 14.14
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Yogyakarta, Bantul

Bedah Buku Jangkar, Jangka & Jangkah Kebudayaan Meriahkan Festival 'Godhong Opo-opo'

10 Jul 2023 : 14.14 Views 3

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Bedah Buku Jangkar, Jangka & Jangkah Kebudayaan Meriahkan Festival 'Godhong Opo-opo'

Krjogja.com - BANTUL - Festival 'godhong opo-opo' digelar di Bakmi Mbah Gito, Jl. Nyi Ageng Nis No.9, Rejowinangun, Kemantren Kotagede Kota Yogyakarta Rabu (5/7/2023) malam. Acara diisi bedah buku Jangkar, Jangka & Jangkah Kebudayaan yang ditulis oleh 25 anggota Dewan Kebudayaan DIY periode 2020-2022.

Bedah buku menampilkan narasumber Dr. Sindung Tjahyadi selaku Budayawan dan dosen Fakultas Filsafat UGM serta Pimpinan Redaksi Kedaulatan Rakyat, Octo Lampito.

Sembari berdiskusi, dilengkapi dengan pakeliran padat Wayang Babad dengan dalang Ki Mbulus Eko Suryo. Prio Mustiko selaku Ketua Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara (JMBN) mengatakan apabila istlah Godhong Opo Opo memiliki makna filosofis tersendiri.

Ibarat dalam hidup berumah tangga, pasti ada saja sesuatu yang akan dihadapi. “Godhong Opo-opo sama seperti halnya apapun itu bisa menjadi masalah, namun dapat diatasi. Sehingga opo-opo yang menjadi tujuan bersama dapat diraih,” ucap Prio dalam sambutannya.

Dalam menelisik titik reflektif ruang ekspresi di Jogja, Dr. Sindung Tjahyadi mengibaratkan jika Jogja merupakan tempat berlabuhnya banyak hal. “Kalau bicara tentang jangkar berarti tempat bertaut. Jogja menjadi sebagai situs wisata sejarah, itulah jangkar yang menjadikan Jogja istimewa. Jogja di masa depan adalah ruang seni yang demokratis. Ruang-ruang elaborasi yang kontemporer. Seni-seni masalalu juga tertuang. Jangkar, jangkah, dan jangka menjadi sikap reflektif,” papar Sindung.

Octo Lampito menyampaiakan dua puluh lima tulisan harus dibaca dengan serius. Di dalam buku tersebut ada paparan-paparan yang menarik. Orang-orang akan melihat sejarah Jogja terlepas dari dinamikanya. Jogja sebaiknya memiliki sebuah konservasi pengembangan budaya. Bagi masyarakat Jogja, Jogja sendiri itu menarik. “Buku ini bagus karena terdapat fokus-fokus dalam pertimbangan kebijakan. Kaitannya dengan ekonomi juga. Terkait milestones Jogja akan dibawa ke mana, dengan jangkar tersebut maka akan lebih memudahkan berfokus pada tujuan,”ucap Octo. (*3/putri)

Sentimen: positif (64%)