Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan Perhutani, Erik Alberto saat sosialisasi.Bagyo Harsono

TEMANGGUNG - Sekitar 3.000 hektare tanaman kopi di lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kedu Utara Perum Perhutani, dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Temanggung kata Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan Perhutani Erik Alberto.

"Hasil identifikasi kami dari hutan yang dikelola Perhutani sebagian ada tanaman kopi yang dikelola oleh petani," katanya, Jumat (7/7/2023).

Dikatakan, budidaya kopi di Jawa Tengah tidak terlepas dari peran serta pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar dengan produktivitas 250 kilogram green bean per hektare per tahun. "Produktivitas tersebut masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat," katanya, usai sosialisasi aplikasi pemupukan dan petik kopi hutan, petani binaan program makmur kopi PMO Kopi Nusantara Tahun 2023 di Temanggung.

Kabupaten Temanggung, kata Erik, kawasan hutannya yang masuk wilayah Kedu Utara merupakan salah satu KPH Perum Perhutani yang memiliki tanaman kopi terluas di Jateng. Terkait hal itu, Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN yang tergabung dalam PMO Kopi Nusantara tahun ini, akan melakukan perluasan implementasi dari PMO Kopi ini, setelah kemarin di Jatim dan Jabar kemudian masuk ke Jateng.

Disebutkan dari sekitar 3.000 hektare tanaman kopi KPH Kedu Utara di Temanggung, ada 2.000 hektare yang masuk dalam PMO Kopi Nusantara. "Harapannya 2/3 hektare yang masuk program tersebut nantinya produktivitasnya bisa lebih baik," lanjutnya.

Disampaikan jika kopi Perhutani yang berada di bawah naungan ini, merupakan tantangan tersendiri, agar produksi kopi bisa meningkat dan hutannya tetap bagus. (Bag)