Sentimen
Negatif (100%)
8 Jul 2023 : 11.18
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: London, Moskow

Tokoh Terkait

Putin Bangkitkan Albatross, Warning Perang Dunia 3!

8 Jul 2023 : 18.18 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Putin Bangkitkan Albatross, Warning Perang Dunia 3!

Jakarta, CNBC Indonesia - Muncul peringatan terbaru dari pemerintah Rusia soal ancaman Perang Dunia ke 3. Hal ini dipicu oleh provokasi Ukraina terkait kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia (ZNPP).

Di sisi lain, Rusia juga dikabarkan mulai memunculkan lagi senjata baru yang disebut Albatross untuk perangnya di Ukraina. Ini melibatkan sekutu dekatnya, yang juga musuh utama AS di Timur Tengah, Iran.

Dalam sebuah wawancara, Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengatakan tuduhan Ukraina bahwa Kremlin sedang merencanakan provokasi di PLTN terbesar Eropa itu tidak benar. Menurutnya, ini narasi yang dimainkan Ukraina untuk menarik AS dan NATO ke dalam pertempuran langsung.

-

-

"Elit penguasa Barat harus memahami bahwa kegagalan di medan perang membuat Kyiv berkeinginan untuk menciptakan dalih untuk pengerahan kontingen NATO ke Ukraina, sehingga meningkatkan konflik regional menjadi Perang Dunia (PD) 3," ujarnya dikutip Newsweek, Sabtu (8/7/2023).

"Warga Amerika dan Eropa hampir tidak siap untuk berbaris dalam barisan yang teratur ke neraka, di mana pemerintah Zelensky menyeret seluruh planet," tambahnya.

Antonov melihat situasi tersebut sebagai bagian dari tren yang sedang berlangsung. Di mana ada saling tuding penyebab peristiwa besar di tengah perang, seperti meledaknya bendungan Kakhovka yang menyebabkan banjir dahsyat di beberapa bagian Ukraina yang diduduki Rusia.

"Wartawan berita terus berpura-pura tidak memperhatikan hal yang sudah jelas. Sejak awal operasi militer khusus, semua tuduhan rezim Zelensky terhadap kami ternyata merupakan operasi sabotase terhadap Kyiv sendiri," terangnya.

Kehadiran adan Energi Atom Internasional (IAEA) di sekitar PLTN Zaporizhzhia akan memberikan perlindungan. Itu, tegasnya, mengamankan reaktor nuklir pembangkit. "Warga Rusia bekerja di fasilitas itu. Pakar IAEA, yang tidak bisa tidak tahu siapa yang menembaki PLTN, juga hadir di sana secara bergiliran," kata Antonov.

"Selain unit daya, ada fasilitas infrastruktur yang lebih rentan, sistem pendingin, tempat penyimpanan bahan bakar segar dan limbah nuklir. Setiap serangan proyektil sangat berbahaya karena kontaminasi radiasi dari wilayah yang luas dapat terjadi," tambahnya.

Nuklir, Zelensky, dan KTT NATO

Antonov kemudian menghubungkan narasi duel seputar situasi di Zaporizhzhia dengan KTT NATO mendatang yang akan diadakan di Lithuania. Di mana topik Ukraina dan cara potensial untuk meningkatkan dukungan untuk Kyiv diperkirakan akan mendominasi diskusi.

"Pengamat sebenarnya bermain-main dengan niat kriminal otoritas Ukraina menjelang KTT NATO," kata Antonov.

Komentar Antonov muncul ketika para pejabat Rusia dan Ukraina saling menuduh merencanakan serangan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Rabu menuduh bahwa benda-benda yang menyerupai bahan peledak terdeteksi di atap situs yang saat ini dalam penguasaan Moskow itu.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah mendapat laporan terkait dugaan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan serangan terhadap situs itu. Ia menuturkan bila hal tersebut terjadi aksi itu merupakan aksi yang berbahaya dan dunia akan menuntut Rusia atas insiden tersebut.

"Militerisasi ZNPP Rusia, termasuk penempatan posisi pertempuran di atas gedung reaktor, tidak hanya membahayakan keselamatan dan keamanan nuklir, tetapi juga nyawa staf Ukraina yang mengoperasikan fasilitas PLTN," ujarnya.

"Kami terus meminta Rusia untuk menarik personel militer dan sipilnya dari ZNPP, untuk mengembalikan kendali penuh pabrik kepada otoritas Ukraina yang kompeten, dan untuk menahan diri dari mengambil tindakan apa pun yang dapat mengakibatkan insiden nuklir di pabrik tersebut," tambahnya.

Albatross

Sementara itu, Rusia dikabarkan mulai membuat senjata baru untuk perangnya di Ukraina. Ini melibatkan sekutu dekatnya, yang juga musuh utama AS di Timur Tengah, Iran.

Senjata baru ini disebut Albatross. Albatross sendiri awalnya adalah perusahaan drone pertanian, kolaborasi Rusia-Iran di Provinsi Tatarstan.

Saat ini, perusahaan itu dilaporkan telah memproduksi drone pengintai untuk Kementerian Pertahanan Rusia, dengan sekitar 50 dikirim untuk pertempuran di Ukraina timur. Financial Times memuat pusat pabrik berada di pusat kemitraan teknologi yang dikembangan Teheran.

Dalam sebuah video yang dirilis bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menunjukkan tentaranya di Ukraina yang meluncurkan drone pengintai, yang disebut sebagai drone Albatross. Dalam sebuah pernyataan kepada media pemerintah Rusia, perusahaan membenarkan telah memasok 50 unit drone M5.

Sayangnya tak disebut berapa jauh kemampuan drone tersebut. Termasuk bagaimana daya ledaknya.

Kelompok pemantau konflik yang berbasis di Goldsmiths University di London, Airwars, menemukan bahwa Business Park di dekat kota Yelabuga, Rusia, telah memasang lusinan iklan pekerjaan termasuk untuk posisi seperti "direktur produksi drone", "desainer drone" dan "kepala teknologi drone" sejak Oktober 2022. Area itu juga diyakini menjadi markas Albatross.

Beberapa secara eksplisit menyatakan ada peran Kementerian Pertahanan Rusia dalam hal desain. Beberapa iklan untuk pekerjaan terkait drone mengutip persyaratan untuk memahami "proses rekayasa terbalik".

"Sejak April, Business Park di Yelabuga juga memasang iklan untuk juru bahasa Farsi yang akan diminta untuk melakukan perjalanan, melakukan penerjemahan simultan, dan menerjemahkan dokumen teknis," muat laporan yang sama.

Pada Juni, Gedung Putih sebenarnya mengeluarkan foto satelit yang mengidentifikasi dua bangunan di daerah zona Alabuga, Rusia. Diklaim ini menjadi bagian penting dari upaya Iran untuk membantu Moskow meningkatkan kapasitas pesawat tak berawaknya.


[-]

-

Lagi! Perang Dunia 3 Disebut Makin Dekat, Ini Fakta Barunya
(pgr/pgr)

Sentimen: negatif (100%)