Sentimen
Negatif (99%)
6 Jul 2023 : 13.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cipayung, Ceger, Solo

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Pemuda Usia 19 Tahun Berbobot 230 Kg, Mulai Obesitas pada Umur 10 Tahun

6 Jul 2023 : 13.30 Views 3

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Pemuda Usia 19 Tahun Berbobot 230 Kg, Mulai Obesitas pada Umur 10 Tahun

SOLOPOS.COM - Petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur bersama Satpol PP, BPBD DKI Jakarta dan PPSU tengah mengevakuasi pengidap obesitas Ahmad Juwanto (19) dari rumahnya di Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (7/7/2023). Ahmad Juwanto dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Adhyaksa untuk pemeriksaan kesehatan. (ANTARA/Syaiful Hakim)

Solopos.com, JAKARTA — Seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Ahmad Juwanto dievakuasi dari rumahnya di Jalan SMP 160 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur ke Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa, Kamis (6/7/2023), karena mengidap obesitas.

Berat badan Ahmad Juwanto tercatat 230 kilogram yang membuatnya hanya bisa tergolek di tempat tidur.

Promosi5 Rekomendasi Hotel di Solo Termewah untuk Berlibur

Petugas yang terlibat dalam evakuasi penderita obesitas ini berasal dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Dinkes DKI Jakarta, Satpol PP dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Lurah Ceger Suratno mengatakan, evakuasi dilakukan agar Ahmad Juwanto mendapatkan pemeriksaan kesehatan.

Selain obesitas, Juwanto mengalami keluhan pada lengan kirinya yang tidak bisa digerakkan secara normal.

“Tapi alhamdulillah berlangsung dengan baik tadi. Sudah kita evakuasi. Ada sedikit kendala juga karena terdapat masalah di lengan kiri tidak bisa digerakkan,” kata Suratno seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Sebelum dilakukan evakuasi, Juwanto terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tensi darah oleh petugas puskesmas setempat.

Diduga karena rasa cemas berlebihan yang dialami Juwanto hasil pemeriksaan tensinya terbilang tinggi.

“Hasilnya agak tinggi karena mungkin banyak orang, sekitar 174/120. Namun, sehari sebelumnya kita cek normal, mungkin karena efek cemas Juwanto,” ucapnya.

Terkait pembiayaan perawatan, pihak kelurahan pun juga belum bisa memastikan sepenuhnya ditanggung pemerintah atau tidak.

Namun Suratno mengatakan akan berupaya untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah.

“Kita belum tahu, tapi kita upayakan ke sana, tadi kata dokter sudah mengajukan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) perihal BPJS Kesehatan akan kita upayakan,” katanya.

Salah satu petugas Gulkarmat Jaktim Sektor Cipayung, Supana mengatakan, pihaknya menerjunkan delapan orang personel untuk proses evakuasi Juwanto ke rumah sakit.

Proses evakuasi itu sempat mengalami kesulitan karena berat badan Juwanto yang melebihi batas normal dan pintu rumahnya yang sempit.

“Kesulitan pasti ada. Kami menggunakan tandu, namun keluar dari rumah agak sempit, sehingga tandunya harus didorong untuk keluar dari pintu rumah. Kemudian, kita pindahkan ke ambulans milik Dinkes DKI dan dibawa ke rumah sakit,” kata Supana.

Selama ini Juwanto tidak bisa beraktivitas seperti teman-temannya yang memiliki berat normal karena bobotnya yang mencapai lebih 200 kg tersebut.

Berdasarkan keterangan keluarganya, Ahmad Juwanto mulai mengalami obesitas saat berusia 10 tahun.

Ia masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun.

“Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun,” kata Juwanto ketika ditemui di kediamannya, Rabu (6/7/2023).

Bobot tubuhnya sekarang membuat Juwanto tidak memungkinkan untuk berjalan, sehingga seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.

Keterbatasan ekonomi pihak keluarga dan obesitas diderita juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.

Setelah sekolah swasta tempat Juwanto belajar tutup karena kekurangan murid, hingga kini Juwanto belum melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas dua SMP.

Dia juga memimpikan berat badan yang ideal dan ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.

“Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter agar bisa bantu orang tua, sama orang lain,” kata Juwanto.

Sentimen: negatif (99.8%)