Sentimen
Positif (100%)
6 Jul 2023 : 04.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Pesan Pendidikan Karakter Melalui Langen Gita Tamansiswa

6 Jul 2023 : 04.11 Views 3

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Pesan Pendidikan Karakter Melalui Langen Gita Tamansiswa

Krjogja.com - Nyanyi dan tari menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun ke-101 Tamansiswa di Pendapa Agung Tamansiswa Yogyakarta, Minggu (2/7/2023). Puluhan siswa dari TK(Taman Indria),SD (Taman Muda),SMP (Taman Dewasa), SMA (Taman Madya), SMK (Taman Karya), pamong di lingkungan Majelis Ibu Pawiyatan (MIP) Tamansiswa Yogyakarta dan dari Taman Kesenian, tampil menyanyi dan menari.

Iringan gamelan secara live, dan musik dari peralatan audio. Narator menjelaskan setiap adegan yang sedang berlangsung. Langen gita berjudul 'Angesthi Wiji Mandireng Pribadi' merupakan karya Nyi Tri Yulianti Setyasari.

Menceritakan perjalanan hidup manusia, pesan pendidikan karakter sesuai ajaran Ki Hadjar Dewantara. Sang narator pun memulai ceritanya diawali dari penampilan siswa Taman Dewasa Ibu Pawiyatan (IP) dan Taman Kesenian memanjatkan doa untuk Ki dan Nyi Hadjar Dewantara serta para pamong yang telah mendahului menghadap Tuhan, mendoakan semoga mendapat tempat yang baik di sisiNya.

Cita-cita luhurnya tetap abadi Tamansiswa akan tetap bertunas dan mengakar di bumi Indonesia. Doa berbalut tembang macapat. Penampilan berikut menggambarkan masa anak berumur 0-9 tahun.

Masa kodrat alam, pendidikan yang terbaik bagi mereka adalah memberinya kesempatan bermain. Menurut alam, gerak binatang, dan suara-suara sehingga mereka menemukan harmoni setelah melihat keluar dan kedalam.

Ini diujudkan dalam gerak dan lagu oleh siswa Taman Muda IP termasuk ikut tampil pula siswa 'istimewa'. Setelah anak mulai muncul kesadaran suka sesuatu yang indah, jiwa dan raga mulai membuka diri. Ini digambarkan dengan tari Pambagya oleh siswa Taman Indria IP dan Taman Muda IP.

Babak berikutnya adalah peralihan dari masa kodrat alam ke masa pendidikan terderupsi. Anak menjadi liar karena tertekan. Memberontak. Mereka harus bisa mengelola konflik antar teman, harus melihat gambaran yang lebih besar tentang kebersamaan dan pesatuan.

Diujudkan dengan operet Bhineka Tunggal Ika oleh anak-anak Taman Kesenian. Menginjak remaja butuh penyaluran terhadaf agrefisitas yang terbangun.

Penggambarannya dengan tari Saman oleh siswa Taman Dewasa IP dan Taman Madya IP. Jadilah seperti pedang, tapi sarungkanlah dengan kesabaran dan intelektual, digambarkan dengan penampilan pencak silat oleh siswa Taman Dewasa IP.

Tari Pudyastuti yang dimainkan olah anak-anak Taman Kesenian menggambarkan seorang putri dengan keputrian utama, lahan baik untuk persemaian generasi penerus. Sebagai bunga yang akan mekar sempurna dan kelak akan menghasilkan buah.

Kemudian tari Mulatwani yang ditarikan oleh siswa Taman Dewasa IP, Taman Madya IP dan Taman Karya IP menceritakan seorang putra yang lahir sebagai ksatria. Merdekalah jiwanya semerdekanya.

Masa berikutnya adalah masa menemukan diri. Baik satria maupun endang (putri) sebagaimana kodrat laki-laki dan perempuan. Jalan kesenian sebagai solusi dari Ki Hadjar Dewantara untuk momong, nggulawentah, watak kodrati anak agar terbuka bagi mereka kesadaran jiwa dan intelektualnya.

Penampilan panembrama oleh semua pamong semua jenjang pendidikan di MIP. "Agar siswa bisa merasakan pentas di Pendapa Agung Tamansiswa, dan bisa mengerti pesan-pesan dalam pentas itu, "kata Nyi Tri Yulianti Setyasari.(War)

Sentimen: positif (100%)