Sentimen
Netral (79%)
23 Nov 2022 : 13.05
Informasi Tambahan

BUMN: TransJakarta

Kab/Kota: Kalideres

Misteri Komunikasi Satu Arah Satu Keluarga di Kalideres yang Banyak Pesan Emosi Negatif

23 Nov 2022 : 13.05 Views 3

Suara.com Suara.com Jenis Media: News

Misteri Komunikasi Satu Arah Satu Keluarga di Kalideres yang Banyak Pesan Emosi Negatif

Suara.com - Teka-teki kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat hingga kini belum juga terungkap. Pihak kepolisian hingga kini masih terus berusaha untuk mengungkap kasus tersebut.

Beragam spekulasi dan dugaan berkembang dalam beberapa waktu belakangan terkait kasus kematian satu keluarga itu, namun belum satupun yang bisa menjawabnya.

Adapun satu keluarga yang tewas di Kalideres tersebut yakni Rudiyanto Gunawan (71 tahun) yang berstatus sebagai ayah, Renny Margaretha (68 tahun) yang berstatus ibu, Dian Febbyana (42 tahun) yang berstatus anak, dan adik Rudi atau Om bernama Budiyanto Gunawan (69 tahun).

Belakangan, kepolisian mengungkapkan bahwa ada percakapan via chat penuh emosi  negatif yang dilakukan dengan satu arah, dalam kasus ini.

Baca Juga: Uji Coba Transjakarta ke Bandara Soetta Berlangsung Dua Pekan, Gratis untuk Umum

Apa saja fakta-fakta di balik chat satu arah yang penuh emosi tersebut? Berikut ulasannya.

Sosok pengirim chat

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pengirim chat penuh emosi negatif tersebut merupakan seorang perempuan.

Namun ia belum bisa memastikan siapa sosok perempuan itu, sebab dalam kasus tersebut ada dua orang perempuan yang tewas, yakni  Renny Margaretha (68 tahun) dan Dian Febbyana (42 tahun). Keduanya merupakan ibu dan anak.

Pengirim chat diduga berpendidikan tinggi

Baca Juga: Hari Ini Trayek TransJakarta ke Bandara Soetta Beroperasi, Tarifnya Rp 0

Kombes Hengki melanjutkan, sosok pengirim chat tersebut diduga merupakan seseorang yang berpendidikan tinggi.

Dugaan ini muncul karena chat penuh emosi tersebut menggunakan bahasa inggris, "Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan. Ada bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," tutur Hengki kepada awak media.

Tim forensik turun tangan

Masih gelapnya misteri chat penuh emosi ini membuat tim forensik turun tangan. Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, hingga kini tim forensik dari kepolisian masih meneliti chat tersebut untuk mencari tahu siapa pengirimnya dan apa motifnya.

Salah satu anggota keluarga chat dengan pak RT

Pada awal September lalu, diketahui salah satu anggota keluarga tersebut, yakni Dian Febbyana pernah mengirimkan pesan kepada ketua RT setempat, Asiung pada tanggal 5 September 2022.

Saat itu Asiung mendapati rumah keluarga tersebut dalam keadaan gelap gulita. Ia lalu menghubungi Dian untuk menanyakan hal tersebut apakah rumah sudah terjual atau belum.

Dian lantas menjawab pesan Pak RT bahwa rumah belum terjual. 

Urusan utang piutang

Terkait dengan isi chat penuh emosi negatif tersebut, Kombes Hengki memastikan tidak ada pembahasan mengenai soal utang dalam ponsel milik anggota keluarga yang meninggal di kalideres tersebut.

Dua ponsel ditemukan

Masih dalam upaya pengungkapan chat penuh emosi tersebut, pihak kepolisian menyatakan ada dua ponsel yang ditemukan di TKP. Dari dua ponsel itu, menurut Komber Hengki, hanya satu saja yang aktif berkirim pesan.

"Hasil digital forensik ini kami temukan bahwa di dalam rumah itu hanya ada dua HP," kata Hengki kepada awak media di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022) kemarin.   

Chat bernada emosi negatif

Kombes Hengki melanjutkan, setelah ditelusuri, dalam ponsel tersebut tim forensik menemukan banyak kata-kata negatif dalam chat tersebut.

Menurut pihak kepolisian, dalam keluarga yang beranggotakan empat orang itu hanya memiliki dua ponsel yang berisi kata-kata negatif.

Adapun chat yang berisi kata-kata negatif itu dikirimkan secara satu arah dari satu ponsel ke ponsel lainnya.

"Kemudian kami temukan komunikasi satu arah, dari satu HP ke HP yang lain. Jadi banyak sekali kata-katanya berisi emosi yang bersifat negatif yang sedang didalami pihak psikologi forensik," ujar Hengki Haryadi.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

Sentimen: netral (79.8%)