Sentimen
Positif (88%)
5 Jul 2023 : 07.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Indramayu, Paris

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait

Pimpinan Al Zaytun Tiba di Bareskrim, Moeldoko: Periksa Saja, Gak Ada Kekebalan

5 Jul 2023 : 14.03 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pimpinan Al Zaytun Tiba di Bareskrim, Moeldoko: Periksa Saja, Gak Ada Kekebalan

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku mengenal pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Dia pun tak takut dengan agenda pemeriksaan yang mungkin menyeret namanya, sebagaimana sedang berlangsung di Bareskrim Polri pada Senin, 3 Juli 2023.

Moeldoko secara tegas mempersilahkan Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun.

Moeldoko menekankan, Panji Gumilang sama seperti warga negara lain yang tak menerima kekebalan hukum selama agenda pemeriksaan di Bareskrim Polri itu.

"Ya periksa aja, kenapa? Sebagai warga negara nggak ada kekebalan, siapa aja, periksa aja," ujar Moeldoko dalam pernyataan di Jakarta, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Senin, 3 Juli 2023.

Baca Juga: Kemarau Melanda, Warga di Majalengka Kesulitan Air Bersih

Lebih lanjut, Moeldoko memastikan bukan sebagai sosok preman yang menjadi bekingan eksistensi Al Zaytun.

Alih-alih preman, Moeldoko tetap menyatakan posisinya yang hanya sebagai mantan Panglima TNI.

"Jangan mantan Panglima dibilang-nya beking, emang gue preman apa? Nggak benar nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," ujarnya menegaskan.

Moeldoko, kemudian mengaku tahu pihak-pihak yang sengaja menggoreng isu bekingan Al Zaytun.

"Saya sudah tahu siapa yang 'goreng' itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," ujarnya lagi.

Baca Juga: Orangtua Korban Pembunuhan di Sadakeling Bandung Minta Bantuan Hotman Paris

Saat ini, sejak polemik Al Zaytun merebak, Moeldoko mengaku sudah tidak berkomunikasi dengan Panji Gumilang.

Moeldoko mengeklaim ini sebagai bukti bahwa tidak ada intervensi dalam penyelesaian polemik Ponpes Al Zaytun.

"Nggak, entar (nanti) komunikasi dibilang intervensi. Biar saja berjalan, prinsip sebagai warga negara, (kalau) salah, (ya) tindak," ujarnya menerangkan posisi dalam polemik itu.

Di atas segalanya, Moeldoko juga mengharapkan langkah-langkah persuasif tetap dikedepankan dalam penyelesaian polemik Al Zaytun, mengingat jumlah besar santri dan mahasiswa ada dalam lembaga pendidikan yang terletak di Indramayu, Jawa Barat itu.

"Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Ambil langkah-langkah, apakah itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, kita semua punya instrumennya," ujarnya lagi.***

Sentimen: positif (88.3%)