Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Sebut Gus Yahya Staquf Selevel dengan Abu Janda, Faizal Assegaf: Hanya Sebatas Politisi Biasa, Tidak Punya Prestasi Menonjol
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kritikus Faizal Assegaf, blak-blakan mengomentari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.
Faizal menyebut saat sebelum terpilih sebagai Ketum PBNU, ia telah menyebut Yahya Staquf merupakan sosok yang levelnya setara dengan Abu Janda.
"Sudah saya ingatkan, Yahya Staquf punya kualitas selevel dengan Abu Janda. Seiring dengan waktu, justru terbukti jauh lebih amburadul," ujar Faizal dalam keterangannya (2/7/2023).
Blak-blakan diceritakan Faizal, Staquf hanya merupakan politisi biasa. Hanya saja, dia merupakan kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil.
"Hanya sebatas politisi biasa saja. Tidak punya prestasi menonjol, hanya koleksi beberapa foto spesial dengan penguasa Israel dan Vatikan," ucapnya.
Jika berbicara soal kiprah Staquf di panggung nasional sebagai Ketum PBNU, kata Faizal. Sejauh ini tidak memberi pengaruh yang signifikan. Tidak ada satupun gagasan besar yang diperjuangkan untuk umat.
"Staquf adalah tokoh sentral ormas NU paling rendah kualitasnya dibandingkan dengan tokoh-tokoh sebelumnya. Maklum, dia hanya politisi yang sangat oportunis, bukan ulama yang tulus dan cemerlang," tukasnya.
Lebih memalukan, lanjut Fsizal. Proses Staquf mengambil alih ormas NU berujung skandal kejahatan korupsi. "Bau busuk itu terbongkar pasca Muktamar NU, dimana kawan dekatnya digiring KPK ke penjara," tandasnya.
"Pasalnya modus kejahatan mencuri uang negara tersebut menyeret Bendum PBNU Mardani Maming dan membuat organisasi yang getol mengklaim paling Pancasilais kehilangan martabat di mata umat," sambung dia.
Tambahnya, publik menduga tanpa peran Mardani Maming Staquf tidak akan jadi Ketum PBNU. Hanya saja, Maming mengalami nasib sial sebab mengukir prestasi kejahatannya di penjara, sementara Staquf terperangkap jadi kaku.
"Sebelum skandal Maming mencuat dan Satquf jadi Ketum PBNU ada sebuah video yang beredar luas menghina habaib sebagai pengungsi di Indonesia. Staquf tampil mengejek sodara muslim yang kebetulan habaib," katanya.
Lebih lanjut kata Faizal, video rasis itu menjadi awal karir Staquf tampil seolah paling berhak atas eksistensinya sebagai warga negara dengan menafikan keberadaan habaib.
"Dengan sombong dia merasa paling pribumi dan sok jagoan. Perilaku kebencian Staquf tersebut memompa pengikutnya secara masif menyerang habaib. Di berbagai kanal medsos, loyalisnya teriak usir Arab dan habaib dari Indonesia. Staguf terkesan menikmati propaganda jahatnya," imbuhnya.
Tambah Faizal, dia sangat menghormati pendapat Staguf dengan klaim dan sinismenya. Namun yang dia sayangkan, sepotong sejarah yang digulirkan hanya berhenti menjadi kebencian dan rasis.
"Staquf gagal menyodorkan argumentasi yang objektif. Tapi tampaknya Staquf bermental pengecut yang bersembunyi di balik topeng toleransi dan persatuan nasional. Dia tidak bernyali membuka ruang dialog untuk menunjukan fakta bahwa habaib adalah pengungsi," sentilnya.
Faizal menggambarkan, sekelas Ketum PBNU semakin memperlihatkan sesuatu yang di luar ekspektasi. "Terlihat sangat goblok. Akibatnya para loyalisnya yang bermodal intelektual pas-pasan ikut jadi bodoh berjamaah. Hasilnya, mereka nekat memfitnah habaib di Indonesia punya nasab palsu," lanjut dia.
"Saya mengamati riak-riak kebodohan kalian. Kalau kalian meyakini nasab habib itu palsu, perintahkan Staquf untuk kumpulkan seluruh kiyai sepuh NU segera umumkan secara tertulis di hadapan umat Islam," jelasnya.
Faizal kemudian menantang Staquf untuk menunjukkan ke hadapan publik para habaib hanya pengungsi dan memiliki nasab palsu.
"Ayo segera Staquf tunjukan dengan seterang-terangnya habaib adalah pungungsi dan nasab mereka palsu. Kalau tidak punya nyali dengan apa yang kalian yakini, berhentilah menjadi pribadi yang hipokrit dan goblok!," tantangnya.
Dituturkan Faizal, baik Staquf maupun loyalisnya untuk menemui Mardani Maming di penjara untuk menanyakan kejahatannya apakah palsu atau asli.
"Skandal Maming adalah satu dari aneka kasus yang menegaskan Ormas NU sudah bangkrut secara moral, intelektual dan spiritual," kuncinya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (100%)