Sentimen
Positif (98%)
2 Jul 2023 : 18.59
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Partai Terkait

Solidaritas Ulama Muda Jokowi Bela Gibran: Panda Nababan Ahistoris

2 Jul 2023 : 18.59 Views 28

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Solidaritas Ulama Muda Jokowi Bela Gibran: Panda Nababan Ahistoris

KNews.id – Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) merespons pernyataan politikus senior PDIP Panda Nababan yang menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai ‘anak ingusan’. Samawi menyebut Panda lupa akan sejarah.
“Panda Nababan darurat literasi, ahistoris, lupa sejarah. Bukankah kita semua mafhum bahwa Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, dan lain-lain itu tokoh muda? Tokoh Boedi Oetomo kala itu anak anak muda yang tertuang dalam sejarah juga sumpah pemuda,” kata Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional Samawi, Nizar Ahmad Saputra, Kamis (29/6).

Nizar mengatakan Panda gagal paham fakta tren global. Nizar membeberkan sejumlah anak muda yang menjadi pemimpin mulai dari Perdana Menteri Finlandia, Presiden Kosovo dan Perdana Menteri Selandia Baru.

Jika alasannya Gibran masih perlu belajar, semua juga perlu belajar. Prabowo mengakui sedang belajar kepada Pak Jokowi. Ganjar juga bilang Pak Jokowi mentornya. Pak Jokowi pun terus belajar dari para guru bangsa. Jadi belajar itu bukan soal usia. Agama mengajarkan, belajar itu dari buaian sampai ke liang lahat, sepanjang hayat. Bahasa pendidikannya lifelong learning,” ujar Nizar.
Nizar lantas berbicara mengenai Indonesia yang siap menghadapi bonus demografi. Menurut Nizar, percuma Indonesia mengalami bonus demografi tetapi cara pikirnya masih usang.

“Mayoritas penduduk kita sekarang adalah generasi milenial dan generasi z, dan idealnya pemimpin adalah representasi kaumnya, atau rakyatnya. Jadi jika mayoritas rakyatnya adalah kaum muda, make sense jika pemimpinnya juga dari kalangan kaum muda,” ujar Nizar.
Dia menyatakan diksi anak ingusan yang ditujukan ke Gibran sangat tidak pantas. Nizar mengatakan banyak hal yang dilakukan selama menjadi Wali Kota Solo.

“Diksi anak ingusan itu tidak pas, tendensius dan konotasinya meremehkan. Padahal yang dia komentari ini, dengan tangan dan gaya dinginnya, sudah berbuat banyak. Solo dipimpin Gibran, angka kemiskinan turun jauh. Ekonomi meningkat tajam. Kunjungan wisatawan menggeliat. Sisi kehidupan keberagaman juga semakin inklusif, Solo di peringkat ke-4 sebagai Kota Toleran. Apa begini anak ingusan?” ujar Nizar.
“Ada pepatah Arab yang bagus buat kita renungkan ‘Laa tahtaqir man duunaka, falikulli syai’in maziyyah’. Jangan menghina atau meremehkan selainmu, karena setiap sesuatu itu memiliki kelebihan,” sambung dia.

Untuk diketahui, Panda Nababan menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka belum pantas jika maju di Pilpres 2024. Menurutnya, Gibran masih harus banyak belajar di dunia politik. “Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah,” kata Panda di diskusi Adu Perspektif detikcom dan Total Politik, Senin (26/6).

Panda menyebut Gibran memerlukan waktu yang panjang di dunia politik. Dia ingin menghindari adanya isu dinasti politik.
“Dia butuh proses seperti bapaknya, panjang. Nggak langsung ujug-ujug kayak gitu, kayak dinasti aja,” katanya.
Lebih lanjut, Panda menyebut Gibran harus sering mendekatkan diri ke rakyat seperti sang ayah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia tak setuju jika Gibran maju sebagai cawapres seperti yang diisukan.
“Dia juga mesti tunjukkan bagaimana kedekatan dia ke rakyat, bagaimana dia memperjuangkan rakyat, seperti yang dilakukan bapaknya,” katanya. (Zs/Dtk)

Sentimen: positif (98.4%)