Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Ibadah Haji
Hewan: Kambing
Kab/Kota: Ambon
Daerah Lawa Pipi, Tradisi Larikan Kambing saat Iduladha Pusat Pemberitaan
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Ambon: Bertepatan perayaan Iduladha, Kamis (29/6/2023) pagi, berkumandang pula suara takbir dan tahmid mengagungkan asma Allah. Namun, unik cara yang dilakukan di Uli Halawang Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku.
Cara unik ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan turun temurun bagi warga Hila. Setiap hari Iduladha, mereka selalu menggelar tradisi Lawa Pipi atau bawa lari kambing.
Prosesinya, kambing dipikul oleh warga setempat dan diarak mengelilingi kampung. Takbir dan tahmidlah yang dilantunkan untuk melengkapi jalannya prosesi tersebut.
Kalimat pujian kepada Sang Pencipta menggema di kampung yang terletak di sebelah utara Pulau Ambon itu. Kegiatan Lawa Pipi diawali tahlilan oleh para pemuka agama, tokoh adat, kasisi masjid serta masyarakat setempat.
Kegiatan ini berlangsung di teras Rumah Tua Ollong. Tahlilan ini bertujuan untuk mendoakan para leluhur sekaligus bentuk rasa syukur kepada Sang Khalik.
Usai tahlil, hewan kurban atau kambing yang paling besar dan sehat (kambing temal) akan dikeluarkan lebih dulu. Ini diibaratkan sebagai pengganti Nabi Ismail AS pada posisi terdepan dan diikuti hewan kurban lainnya.
Yang menjadi ciri khas tradisi Lawa Pipi adalah hewan tersebut dipikul oleh para pemuda sambil berlari-lari kecil. Ini melambangkan rukun sa'i dengan mengelilingi kampung yang diikuti warga dengan suka cita.
Setelah prosesi sa'i, dilanjutkan dengan mengitari Masjid Jami Uli Halawang Hila sebanyak tujuh putaran. Istilah ini disebut dengan nama thawaf.
Pada putaran terakhir, imam bersama penghulu Masjid menyembelih "kambing temal". Lokasinya berada pada tempat yang sudah disediakan tepat di belakang masjid.
Ketika kambing temal disembelih, warga akan melempar uang logam maupun kertas ke arah kambing tersebut. Itu dilakukan sambil berniat untuk kebaikan serta menolak bala, yang diibaratkan sebagai lempar jumrah
Uang yang dilempar itu kemudian akan dikumpulkan. Ini akan digunakan untuk membeli rempah-rempah serta kebutuhan memasak hewan kurban yang akan dibagikan ke warga kurang mampu.
"Tradisi Lawa Pipi ini miniatur daripada pelaksanaan ibadah haji di Makkah al Mukaramah. Sebab hampir semua kegiatan haji ada di tradisi ini, misalnya sa'i, wukuf, thawaf, jumrah, kecuali miqat," kata tokoh masyarakat Hila, Djamaluddin Bugis Lating.
Menurutnya, Lawa Pipi merupakan kegiatan keagamaan turun-temurun yang dilakukan warga Hila setiap Iduladha. Tradisi ini mencerminkan ibadah haji di tanah suci.
"Jadi ini cara leluhur kita menanamkan nilai-nilai spiritual ke kita, anak cucu Hila. Kita harus bisa memaknai ibadah haji sebagai rukun Islam kelima," katanya.
Sentimen: positif (99.8%)