Sentimen
Positif (99%)
28 Jun 2023 : 15.35
Informasi Tambahan

Agama: Islam, Kristen

Event: salat Jumat, Idul Adha 1441 Hijriah, Salat Idul Fitri

Institusi: MUI

Kab/Kota: Indramayu

Kasus: penistaan agama

Tokoh Terkait

Juragan Kopi Bongkar Kelakuan Saifuddin Ibrahim Selama di Al Zaytun, Ngaku Ahli Al Quran, Sering Nampol Santri

28 Jun 2023 : 15.35 Views 30

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Juragan Kopi Bongkar Kelakuan Saifuddin Ibrahim Selama di Al Zaytun, Ngaku Ahli Al Quran, Sering Nampol Santri

KNews.id – Pendeta Saifuddin Ibrahim ternyata bukan siapa-siapa saat masih berada di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Laki-laki pindah keyakinan dari Islam ke Kristen alias Murtadin itu, cuma ngaku-ngaku ahli Al Quran.

Berbagai pernyataan Saifuddin Ibrahim yang saat ini berstatus buronan kasus penistaan agama itu, dibongkar abis oleh alumni Al  Zaytun, Reza Pahlavi atau yang lebih dikenal di akun TikTok @juragan kopi.

Awalnya dalam akun TikToknya, Reza menjawab pertanyaanakun @ ibe1988 pasa kolom komentar, Bang berarti perna dihajar oleh Saifuddin Ibrahim? Lalu Reza pun menjawab, bila laki-laki yang disebut Saifuddin Ibrahim itu lebih dikenal dengan nama Boim di kalangan santri Al Zaytun.

“Saifuddin Ibrahim jabatannya lumayan tinggi. Karena termasuk dari dewan guru. Saya tahu dewan guru itu tidak diberikan jam ngajar khusus. Tidak seperti guru lain yang punya jam pelajaran khusus dan mata pelajaran khusus,” ungkap Reza.

Ia menjelaskan, dalam stuktur Pondok Pesantren Al Zaytun, ada tingkatan. Tingkatan pertama atau tertinggi merupakan Syech Al Zaytun, yang dijabat Panji Gumilang. Kemudian ada eksponen, lalu eksekutif, kemudian dewan guru. Saifuddin Ibrahim berada di posisi dewan guru.

Selama mondok di Al Zaytun atau sejak tahun 2002 hingga 2008, Reza mengungkapkan tidak perna diajar oleh Boim. Namun, sosok Boim bukan dikenal sebagai sosok yang cerdas atau berilmu seperti pengakuannya, setelah menjadi pendeta.

“Saya pribadi nggak perna diajar oleh Boim. Dia disana itu terkenal guru yang paling kiler. Suka nampol-nampolin (nabok) orang,” ujar Reza yang viral lantaran menantang netizen mencari perbedaan ijazah Aliyah dan Tsanawiyah Al Zaytun miliknya. Reza pun berpesan agar tidak percaya dengan ucap Boim, yang kerap mengklaim sebagai ahli Al Quran atau pun tafsir. Selama 6 tahun mondok di Al Zaytun, Reza belum perna melihat Boim jadi imam shalat.

“Kalau Si Boim itu ngumbar-ngumbar, saya ini ahli Quran, saya ini ahli tafsir, saya ini pengajar, alah apa itu? Jangan didengar itu, sotoy aja dia. Saya belum perna lihat Boim itu jadi imam shalat, selama saya disana loh ya. Saya belum perna lihat,” tegas pria berkaca mata ini.

Harusnya, sambung Reza, kalau Boim ahli tafsir, ahli Al Quran, dialah yang paling pas jadi imam di Al Zaytun. Apalagi posisinya saat itu cukup tinggi berada di dewan guru. Tapi hal itu tidak ada, Boim hanya mengaku-ngaku. “Tapi perna saya dengar dia ngajar di kelas atas angkatan atas, nggak tau persis ngajar apa, kapan ngajarnya. Tapi angkatan saya enggak, saya angkat 4,” beberapa Reza.

Dia menceritakan, bila masing-masing angkatan santri Al Zaytun menempati gedung sendiri-sendiri. Angkatan 1 di gedung Abu Bakar, disitu juga ruang eksponen dan ruang dewan guru.  Angkatan 2 Persada,  menempati gedung Umar. kemudian angkatan 3 dan 4 itu ada di gedung Usman. Sedangkan angkatan 5 dan 6 itu ada di gedung Ali. Jadi tidak ada satu gedung itu semua angkatan. Sebab jumlah santri Al Zaytun sangat banyak.

“Jadi pendeta Boim ini cuma ngaku-ngaku ahli Quran, ngaku-ngaku aja paling tahu tentang Quran. Jadi kalau urusan paling tahu nampoli (nabok) santri, dia orangnya. Namanya Boim itu,” kata Reza sambil tertawa.  Pendeta Saifuddin Ibrahim, memang mengakui sempat menjadi pengajar di Ponpes tersebut. Pemuka agama yang penuh kontroversi itu mengaku cukup lama mengajar di sana hingga akhirnya memutuskan keluar dan pindah agama.

Selama masih aktif mengajar, Pendeta Saifuddin mengaku menjadi donatur tetap di Ponpes Al-Zaytun. Dia mengklaim dirinya menyumbangkan sejumlah uang yang ia ambil dari tabungannya. Tak hanya itu dia  juga mengaku sempat menyumbangkan  emas setengah kilogram.

Saifuddin Ibrahim buat pernyataan kontroversial, sebut salat di Al Zaytun hanya bentuk latihan

Sebelumnya, Pendeta Saifudin Ibrahim, membuat pernyataan kontroversial. Dimana, Pendeta Saifudin Ibrahim menyebut, bahwa pelaksanaan salat di Ponpes Al-Zaytun Indramayu itu hanya sebuah bentuk latihan.  “Apa sih kalian ngomong tentang shaf salat Idul Fitri di Al-Zaytun. Emang nggak sah? Hukum Islam belum berlaku di Indonesia,” katanya dikutip SUMEKS.CO dari unggahan TikTok @herypatoeng, 28 Mei 2023.

Untuk itu, Pendeta Saifudin Ibrahim meminta kepada semua pihak untuk tidak berkomentar tentang agama dan hukum Islam. Karena, Indonesia bukan negara Islam. Ngaku-ngaku Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ulama dimana, hukumnya dimana. Islam belum berlaku di Indonesia. Jadi salat tidak perlu,” tegasnya.  Ditambahkan Pendeta Saifudin Ibrahim, bahwa salat di Al-Zaytun hanya sekedar latihan salat, sebelum Negara Islam berdiri dan hukum Islam ditegakkan.  “Indonesia ini kan negara Pancasila, hukumnya UUD 1945. Dimana kalian Islamnya,” tanyanya.

Menurut Pendeta Saifudin Ibrahim, Islam itu berlaku apabila Negara Islam, Umat Islam, dan hukum Islam. Lantas, ketika MUI mengatur Syekh Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu, dianggap Pendeta Saifudin Ibrahim mengada-ada.  “Enak aja ngatur-ngatur. Salat pakai jas, emang kayak kalian ke masjid nggak pakai celana dalam,” lanjutnya.

Kemudian, Pendeta Saifudin Ibrahim juga mengungkapkan bahwa kencing tidak membatalkan wudhu, asal tidak membasahi lantai.  Kemudian, wanita diperbolehkan menjadi khatib Idul Fitri, Idul Adha, dan Salat Jumat. Pendeta Saifudin Ibrahim juga menambahkan bahwa nanti ada salat berjamaah, yang dimana makmumnya laki-laki sedangkan imamnya perempuan.

“Nggak salah, jangan ikutin undang-undang abad ke-7 itu. Lakukan pembaharuan Islam, yang lebih jelas lagi di hadapan supaya kita bisa hidup toleransi dan damai,” paparnya.

Hal tersebut sesuai dengan motto Ponpes Al-Zaytun Indramayu, yakni, pusat pendidikan yang toleransi dan damai, membangun Indonesia yang lebih hebat di masa yang akan datang.  “Kalau Pak Jokowi mau untuk periode ketiga, tanya sama Panji Gumilang dia ahlinya. Ahli strategi, dan ahli tipu-tipu juga,” tutupnya. (Zs/Smk)

Sentimen: positif (99.6%)