Sentimen
Positif (66%)
26 Jun 2023 : 11.35
Informasi Tambahan

Institusi: UIN

Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman

Mahasiswa 22 Kampus DIY Kirim Dukungan untuk Haris Azhar dan Fathia

26 Jun 2023 : 11.35 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Mahasiswa 22 Kampus DIY Kirim Dukungan untuk Haris Azhar dan Fathia

Krjogja.com - SLEMAN - Mahasiswa 22 kampus DIY yang tergabung dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) DIY melempar dukungan untuk Haris Azhar dan Fathia Mauliyanti, yang kini masih menjalani persidangan atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Luhut Binsar Panjaitan. Dukungan tersebut disampaikan saat Musyawarah Wilayah kelima FL2MI yang dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (23/6/2023).

Benediktus Sabinus Neo Sanan Koordinator Wilayah FL2MI DIY, mengatakan dalam agenda tersebut pihaknya mengirim dukungan bagi Haris Azhar dan Fathia Mauliyanti. Mereka menilai, ada intervensi tertentu dalam kasus dugaan pencemaran nama baik itu.

"Kami mendukung Mas Haris Azhar dan Fathia, bagaimana mereka diintervensi pemerintah. Kami mendukung keduanya untuk menyelesaikan persoalan ini. Kalau kita lihat, bukti-bukti bahwa hal ini diintervensi. Keberpihakan kami dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Mas Haris dan Mbak Fathia," ungkapnya.

Benediktus mengatakan, segala hal yang substansinya dianggap tidak sesuai, atau berseberangan dengan pemerintah, berpotensi dianggap bersalah. Padahal, pemerintah seharusnya bisa menampung segala kritik yang muncul dari elemen masyarakat di luar lingkarannya.

"Sedangkan, yang terjadi sekarang, hal-hal yang menyimpang dari substansi itu dibuat dan di-framing seolah-olah itu bersalah. Jadi keberpihakan kami itu dari sisi kemanusiaan dan juga sisi perjuangan," tandasnya.

Dalam Muswil yang dilaksanakan hingga Minggu 25 Juni, Haris Azhar turut menjadi narasumber, bersama Wiily Aditya (Wakil Ketua Baleg DPR RI), Eko Prasetyo (pendiri Social Movement Institute), hingga Abdur Rozaki (Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga).

Sementara, Haris Azhar, mengungkapkan, bahwa dalam demokrasi menguji nalar, argumentasi dan dialog adalah hal yang sangat wajar. Seharusnya masyarakat tak hanya mendengar tapi berbicara dan berargumentasi.

"Kalau pemerintah bicara mendengarkan namun di satu sisi membungkam kan ini sepihak saja. Saya mengaktifkan nalar publik, argumentasi saya berbasis fakta dan kebenaran. Namun kepanikan penguasa, hingga minta tolong institusi negaranya untuk merepresi warga. Ini menunjukkan penguasa yang dikritik tak punya praktek yang baik, kuping yang terbuka lebar untuk mendengarkan argumentasi, fakta dan data dari masyarakat. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan sampau pengadilam cukup untuk mengaktifkan nalar publik," tandas Haris. (Fxh)

Sentimen: positif (66.7%)