Sentimen
Positif (93%)
26 Jun 2023 : 00.27
Informasi Tambahan

Agama: Islam, Kristen

BUMN: BNI

Event: Asian Games

Kab/Kota: Bogor, Pancoran, Senayan, Pontianak

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Kiprah Friedrich Silaban, Pria Nonmuslim Perancang Masjid Istiqlal dan Stadion GBK

26 Jun 2023 : 00.27 Views 2

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Kiprah Friedrich Silaban, Pria Nonmuslim Perancang Masjid Istiqlal dan Stadion GBK

POJOKSATU.id, JAKARTA – Masjid Istiqlal dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Istiqlal diambil dari bahasa Arab yang artinya kemerdekaan.

Pencanangan tiang pertama Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Lalu masjid ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang tak hanya memiliki desain megah namun juga menawan.


Sang arsitek Friedrich Silaban merupakan seorang nonmuslim atau tepatnya beragama Kristen Protestan.

Silaban merupakan pria kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara yang lahir pada 16 Desember 1912 dan meninggal di Jakarta, 14 Mei 1984, dalam usia 72 tahun.

Tak hanya Masjid Istiqal, beberapa gedung hasil rancangannya masih berdiri kokoh hingga sekarang. Di antaranya Bank Indonesia di Jalan MH Thamrin, Gedung Pola di Jalan Proklamasi, Gedung Markas Besar TNI Angkatan Udara di Pancoran, serta Gedung BNI di kawasan Kota.

Dia juga merancang beberapa bangunan di Bogor seperti rumah dinas Wali Kota Bogor dan bangunan Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor.

Proyek Silaban lainnya adalah Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kompleks olahraga itu dibangun di perkampungan Senayan pada tahun 1959.

Ketika itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV di Jakarta 1962.

Pada tahun 1953, atas perintah Soekarno, Silaban yang bekerja sebagai Kepala Djawatan Pekerdjaan Umum (PU) Bogor menjadi arsitek pembangunan kembali makam pelukis Raden Saleh Sjarif Bustaman yang meninggal tahun 1880.

Friedrich menyelesaikan pendidikan formal di HIS Narumonda, Tapanuli tahun 1927.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di Kweekschool-Sekolah Teknik (KWS) Betawi.

Saat baru duduk di kelas I, sang ayah, Jonas Silaban, meninggal. Berkat kepandaiannya, dia mendapat beasiswa dengan syarat harus tinggal dengan keluarga Belanda, keluarga Funck, di Petojo Jakarta.

Di kelas III, Friedrich mulai menggambar dan membuat denah. Imbalan pertamanya 25 gulden.

Tahun 1931, dia lulus KWS dan membantu arsitek Antonisse. Tahun 1937 Friedrich kemudian bekerja di Pontianak, lalu menjadi Kepala PU di Bogor.

Silaban kerap berdiskusi dengan Bung Karno, sampai disebut sebagai arsitek kesayangan Soekarno.

Soekarno Gelar Sayembara Masjid Nasional

Tercatat dalam Biografi Friedrich Silaban Perancang Arsitektur Masjid Istiqlal karya P Simamora dan kawan-kawan, Pemerintahan Soekarno mengadakan sayembara perancangan masjid nasional pada 22 Februrari 1953.

Friedrich yang masih bekerja di Departemen Umum tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Dengan desain berjudul “Ketuhanan”, Friedrich mengikuti sayembara tersebut.

Dalam proses merancang Masjid Istiqlal, Friedrich mengalami konflik batin.

Ia adalah seorang Kristen Protestan. Namun, status agamanya tidak mengganjal Friedrich untuk andil dalam proyek besar bangsa. Friedrich menjawab tantangan Soekarno. Ia sungguh-sungguh dan berkonsentrasi mempelajari penugasannya.

“(Silaban) mendalami berbagai berbagai hal terkait ibadah umat Islam, termasuk kegiatan berwudu, shalat berjemaah, kiblat, dan berbagai ritual khusus yang diharapkan hadir di Masjid Istiqlal,” tulis Setiadi Sopandi dalam bukunya yang berjudul Friedrich Silaban.

Keterlibatan sentral seorang umat Nasrani dalam perencanaan Masjid Istiqlal saat itu menjadi momen yang mendamaikan. (ikror/pojoksatu)

 

Sentimen: positif (93.8%)