Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Rembang, Cirebon, Kartini, Yogyakarta
Tokoh Terkait
Abdul Haris
Mayjen TNI Purn Soesalit, Satu-satunya Anak RA Kartini yang Memilih Berkiprah di Militer
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA — Mayjen TNI Purn Soesalit Djojoadhiningrat merupakan satu-satunya putra Pahlawan Nasional RA Kartini yang memilih berkiprah di militer.
RM Soesalit Djojoadhiningrat lahir pada 13 September 1904 dan meninggal pada 17 Maret 1962 di usia 58 tahun.
Dia merupakan putra tunggal dari pahlawan nasional RA Kartini dan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat.
Kartini meninggal dunia empat hari sesudah melahirkan Soesalit.
Disebutkan nama Soesalit merupakan akronim kalimat dalam bahasa Jawa “susah nalika alit” (susah di waktu kecil) dikarenakan tidak pernah mengenal ibunya.
-
Kiprah Friedrich Silaban, Pria Nonmuslim Perancang Masjid Istiqlal dan Stadion GBK
Soesalit merupakan saudara seayah dengan Abdulmadjid Djojoadhiningrat, tokoh Perhimpunan Indonesia dan Partai Sosialis Indonesia yang pernah menjabat Menteri Muda Urusan Sosial pada Kabinet Sjahrir III.
Soesalit bergabung menjadi tentara dengan masuk PETA (Pembela Tanah Air) pada masa pendudukan Jepang.
Dalam karier militernya ia berhasil mencapai pangkat Mayor Jenderal (Mayjen), tetapi dikarenakan hasil Re-Ra (Reorganisasi – Rasionalisasi) Angkatan Perang Republik Indonesia pada 1948, pangkatnya diturunkan menjadi Kolonel.
Pada program Re-Ra ini ia juga ditunjuk menjadi salah satu anggota komisi 3 jenderal di mana ia dianggap mewakili kalangan bekas PETA dan Laskar.
Sementara Mayor Jenderal Suwardi mewakili kalangan bekas KNIL dan Abdul Haris Nasution mewakili kalangan perwira-perwira muda.
Selama di militer, Soesalit antara lain pernah menjabat sebagai Komandan Brigade V Divisi II Cirebon dari 1945 hingga Oktober 1946.
Soesalit juga pernah menjadi Panglima Divisi III Diponegoro pada Oktober 1946—1948.
Panglima Komando Pertempuran Daerah Kedu dan sekitarnya pada tahun 1948. Dan perwira diperbantukan pada Staf Angkatan Darat/Kementerian Pertahanan.
Soesalit meninggal dunia pada 1962 dan dimakamkan di kompleks makam RA Kartini dan keluarganya di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Ia mempunyai seorang putra bernama RM Boedi Setia Soesalit.
Dikenal Dekat dengan Bung Karno
Selama aktif jadi tentara, Soesalit dikenal dekat dengan Bung Karno.
Dia jadi salah satu perwira kesayangan Bung Karno. Seperti dituturkan menantunya, Sri Biantini, yang menikah dengan anak Soesalit, RM Boedi Setia Soesalit.
Kata Sri Biantini, Soekarno atau Bung Karno, Presiden RI pernah berujar, bahwa salah satu jenderal kesayangannya adalah jenderal yang diturunkan pangkatnya yakni Soesalit.
Pemerintah RI juga menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Gerilya pada tanggal 21 April 1979, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini kepada RM Soesalit Djojoadhiningrat.
Soesalit dianggap orang kuat di militer Republik. Meski Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo dan Jenderal Soedirman tak setuju, Amir Sjarifoedin pernah berkeras menjadikan Soesalit sebagai Panglima Divisi III Diponegoro, Oktober 1946-Maret 1948.
Wilayahnya meliputi daerah operasi sekitar Kedu dan sekitarnya. Ketika itu, Yogyakarta sudah menjadi ibu kota Republik Indonesia, sehingga posisi Soesalit merupakan salah satu yang terpenting.
Abdul Haris Nasution dalam Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 2A Kenangan Masa Gerilya (1977) mencatat, Soesalit pernah menjadi Panglima Divisi I Diponegoro.
Divisi ini merupakan gabungan antara Divisi II dengan Divisi III pada Maret 1948. Sejarah Kodam Diponegoro mencatat Soesalit sebagai panglima kedua mereka setelah Gatot Subroto.(ikror/pojoksatu)
Sentimen: positif (96.9%)