Sentimen
Positif (100%)
25 Jun 2023 : 21.13
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Bekasi

Fenomena Caleg yang Sulit Menerima Takdir dan Implikasinya dalam Perspektif Agama Islam

25 Jun 2023 : 21.13 Views 3

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Fenomena Caleg yang Sulit Menerima Takdir dan Implikasinya dalam Perspektif Agama Islam

Penulis: Siti Nurhayati, Yayuk Winarsih, Yuyun Tri Kaeksi
Pascasarjana PAUD, Universitas Pancasakti Bekasi
Pendidikan Agama Islam

POJOKSATU.id – Pemilu Nasional sebentar lagi akan kita jelang. Februari 2024 menjadi penentu takdir para Calon legislatif (Caleg) .

Ternyata janji para Caleg Pemilu begitu manis. Janji demi janji diberi menjelang pesta rakyat, Pemilu yang dihadapi sebentar lagi.

Inilah yang digaungkan oleh para penggila kekuasaan. Awalnya ingin mengatasnamakan rakyat ketika berkampanye.


Namun kala mereka mendapatkan kursi panas, janji tinggallah janji. Janji manis mereka sudah mereka lupakan.

Inilah realita yang terjadi pada para penggila kekuasaan. Benarlah kata Rasul kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa kekuasaan bisa jadi ambisi setiap orang.

Namun ujungnya selalu ada penyesalan. Beliau bersabda,
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ ، وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari no. 7148).

Dalam setiap proses pemilihan umum, banyak caleg yang berharap untuk terpilih dan mendedikasikan waktu serta upaya mereka untuk meraih kursi yang diinginkan.

Namun, takdir seringkali berjalan berbeda, dan tidak semua caleg berhasil meraih kemenangan. Sayangnya, beberapa Caleg sulit menerima takdir tersebut dan mengalami konsekuensi negatif dalam perspektif agama Islam.

Artikel ini akan mengeksplorasi fenomena tersebut dan memberikan penjelasan dari sudut pandang agama Islam tentang kesabaran dalam menghadapi takdir, disertai dengan ayat-ayat Alquran yang mengajarkan nilai-nilai tersebut.

Kesabaran dan Qana’ah dalam Menerima Takdir Menurut Agama Islam

Agama Islam mengajarkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi takdir yang Allah tetapkan. Setiap muslim diajarkan untuk meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendak Allah yang sempurna.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 155).

Ayat ini menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian hidup dan menerima takdir yang Allah tentukan.

Qana’ah adalah sikap menerima apapun yang Allah tetapkan kepada seorang hamba. Puas dengan pemberian maupun ketentuan dalam segala sendi kehidupan.

Ada orang yang memiliki sikap kebahagiaan meski hidupnya hanya berbekal kesederhanaan, uang yang tak seberapa, kendaraan biasa saja, maupun barang kebutuhan lainnya.

Keridhaan ini tidak hanya urusan dunia tetapi juga dalam menerima segala sesuatu yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala.

Barangsiapa yang menerima atau keridhaan terhadap setiap takdir atau ketentuan yang telah ditetapkan, maka sejatinya hamba itulah yang membuat Allah ridha padanya.

Sehingga dalam kesehariannya akan selalu dilimpahi keberkahan dan sikap tenang segala urusannya. Dapat simpulkan bahwa keridhaan itu ada dua, yaitu keridhaan terhadap pemberian dan menerima setiap ketentuan Allah Ta’ala.

Sikap menerima lapang dada dan bersyukur atas segala pemberian merupakan bagian dari sikap qana’ah tersebut. Dalam agama Islam, kegagalan dianggap sebagai ujian dan bagian dari takdir yang ditentukan oleh Allah.

Setiap muslim diajarkan untuk menerima dan menghadapi kegagalan dengan kesabaran, rasa syukur, dan ketenangan jiwa.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6).

Dalam konteks kegagalan politik, Islam mengajarkan pentingnya menerima keputusan yang diambil oleh pemilih dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

Implikasi Mental Caleg yang Sulit Menerima Takdir

Caleg yang sulit menerima takdir menjadi cenderung terperangkap dalam siklus ketidakpuasan dan kekecewaan yang berkepanjangan.

Mereka mungkin mengalami tekanan mental yang tinggi, seperti kecemasan, depresi, dan rasa putus asa. Hal ini dapat merusak kesehatan jiwa dan keseimbangan hidup mereka.

Namun, dalam perspektif agama Islam, penting bagi Caleg untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, menerima takdir dengan lapang dada, dan mencari kekuatan dari-Nya untuk bangkit kembali.

“Dan Kami akan menguji kamu dengan sebagian ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 155).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ujian dan kesulitan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan kesabaran adalah kunci untuk melewatinya dengan baik.

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Q.S. Al-Hadid: 22).

Ayat ini mengajarkan kita bahwa takdir dan nasib kita telah ditentukan oleh Allah sebelum kita lahir. Oleh karena itu, kita perlu menerima takdir dengan ikhlas dan mengandalkan-Nya dalam segala hal.

Islam memberikan perhatian yang serius terhadap kesehatan mental dan menjaga keseimbangan jiwa. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali Dia juga menurunkan obatnya.”

Dalam hal ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh caleg untuk menjaga kesehatan mental mereka, seperti berdoa, memperdalam hubungan dengan Allah, melibatkan diri dalam aktivitas positif, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Agama Islam mendorong kita untuk membantu sesama muslim yang mengalami kesulitan dan kesedihan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memberikan dukungan dan empati kepada Caleg yang sulit menerima takdir.

Dukungan moral, nasihat agama, dan bantuan profesional dapat membantu mereka dalam mengatasi tekanan mental dan menjaga keseimbangan jiwa mereka.

Selain itu, Caleg yang tidak terpilih juga perlu mencari hikmah di balik takdir yang Allah tetapkan dan melihat peluang baru yang dapat mereka kejar dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara.

Fenomena Caleg yang sulit menerima takdir dan mengalami konsekuensi mental yang negatif adalah masalah yang perlu ditangani dengan serius.

Perspektif agama Islam menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi takdir dan mengandalkan Allah dalam segala hal.

Dengan mengingatkan Caleg akan nilai-nilai agama yang bersifat mendamaikan dan memberikan dukungan yang memadai, kita dapat membantu mereka untuk menerima takdir dengan lapang dada dan menemukan jalan baru dalam pengabdian mereka kepada masyarakat dan negara.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini dari sudut pandang agama Islam. (*/pojoksatu)

Sentimen: positif (100%)