Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Event: Salat Idul Fitri
Kab/Kota: Blitar, Indramayu
Tokoh Terkait
Ternyata, Lembaga Ini Penyokong Dana Ponpes Al Zaytun, Ridwan Kamil Tak Bisa Bubarkan, Kemenag Jadi Beking?
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID -- Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun ternyata punya penyokong dana. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun tak bisa membubarkan ponpes yang kerap menimbulkan kontroversi ini.
Ridwan Kamil mengungkap sumber dana Pondok Pesantren Al Zaytun berasal dari Kementerian Agama. Dukungan dana yang mengalir ke ponpes yang dipimpin Panji Gumilang dari Kementerian Agama mencapai miliaran rupiah setiap tahun.
Fakta ini terungkap berdasarkan hasil investigasi internal.
"Dana dari Kementerian Agama kurang lebih setiap tahun ada sekian miliar juga ke Al-Zaytun," ucap Ridwan Kamil meski tak menyebut angka pasti sumbangan dana dari Kementerian Agama ke Al Zaytun.
Kemenag Jadi Beking Al Zaytun?
Ridwan Kamil mengaku tak bisa gegabah membubarkan Ponpes Al Zaytun. Pihak yang berwenang membubarkan Ponpes Al Zaytun adalah Kemenag.
Alasannya, Ponpes yang berdiri atas tanah 1.000 hektare itu telah mendapat perizinan dari Kementerian Agama.
"Pembubaran hanya dilakukan oleh Kemenag karena mereka yang memberikan izin," beber Ridwan Kamil.
Metode pembelajaran di Ponpes Al Zaytun mulai dari diniyah, aliyah hingga setaraf mahasiswa. "Izinnya ada di Kemenag karena sifatnya pesantren diniyah, aliyah dan seterusnya,” tuturnya.
Sebelumnya Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Moh. Mukri menyebut, Panji Gumilang sosok yang jauh dari keilmuan.
Pernyataan-pernyataan yang diviralkan Panji Gumilang dinilai sangat meresahkan umat Islam di Indonesia.
Mukri menjelaskan, pendapat-pendapat yang disampaikan Panji Gumilang jauh dari pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Ia menegaskan, pendapat Panji Gumilang tersebut jelas meresahkan dan jauh dari keilmuan.
“Pernyataan tersebut jelas meresahkan dan jauh dari sanad atau keilmuan yang diyakini oleh umat Islam yang menganut paham Ahlusunnah wal Jamaah,” jelas Mukri, dilansir dari NU Online.
Warga NU Diminta Jauhi Pendapat Panji Gumilang
Rektor Universitas NU Blitar Jawa Timur itu mengimbau kepada umat Islam dan warga NU agar berpegang teguh di atas ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Menurutnya, masifnya perkembangan zaman dan teknologi saat ini dapat mempengaruhi paham keagamaan seseorang.
Pasalnya, dengan sarana teknologi banyak sekali penyampaian-penyampaian terkait ilmu agama yang tersebar di media sosial dengan mudahnya.
Mukri meminta umat Islam dan warga NU agar lebih selektif dalam mengonsumsi ajaran-ajaran yang disampaikan, seperti Panji Gumilang.
“Perhatikan siapa yang menyampaikan dan dilihat sanad atau silsilah guru dan keilmuannya,” imbaunya.
Kementerian Agama Harus Turun Tangan
Mukri mendesak Kementerian Agama yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas agar turun tangan dalam permasalahan Panji Gumilang.
Ia berharap tidak ada lagi keresahan di tengah umat Islam di Indonesia yang dapat menimbulkan dampak negatif lainnya.
"Kalau dibiarkan tambah resah masyarakat. Kita tidak menginginkan masyarakat mengambil tindakan sendiri. Negara kita negara berdemokrasi, namun tidak boleh mengolok-olok, apalagi menyangkut agama dan keyakinan," ujarnya.
Adapun sederet kontroversi yang disampaikan Panji Gumilang dan ajaran yang diterapkan di Ponpes Al Zaytun, telah tersebar luas.
Di antaranya pernyataan Al-Quran bukan kalamullah, Allah tak bisa berbahasa Indramayu, dan Indonesia Tanah Suci.
Lalu, Panji Gumilang juga merencanakan membangun Pesantren Kristen, Salat Idul Fitri bercampur shaf antara laki-laki dan perempuan, menyerukan santrinya menyanyikan Salam Yahudi, cara adzan yang nyeleneh dan parahnya dosa zina bisa ditebus dengan uang. (fajar/disway)
Sentimen: negatif (99.2%)