Sentimen
Positif (50%)
23 Jun 2023 : 06.27
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Paris, Moskow

Partai Terkait
Tokoh Terkait

7 Update Perang Rusia-Ukraina: Putin-Zelensky, NATO & Petaka

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

23 Jun 2023 : 06.27
7 Update Perang Rusia-Ukraina: Putin-Zelensky, NATO & Petaka

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. Ada sejumlah fakta baru mulai dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodimir Zelensky, NATO, 'kiamat' makanan dan petaka baru Eropa.

Di tengah serangan balasan yang dibuat Kyiv, kemenangan besar belum bisa didapat pasukan Ukraina. Dalam updatenya, Putin mengatakan akan mengerahkan rudal nuklir baru untuk tugas tempur.

Sementara itu Eropa, juga berencana menambah sanksi ke Kremlin. Ancaman 'kiamat' pangan seiring emohnya Rusia memperpanjang Black Sea Grain Initiative (perjanjian biji-bijian Laut Hitam) juga menghantui.

-

-

Petaka baru Eropa juga mengancam karena peringatan akan diputusnya sisa gas terakhir Rusia ke benua itu. Berikut rincian faktanya, dirangkum CNBC Indonesia, Kamis (22/6/2023).

Putin Kerahkan Nuklir Baru

Putin mengaku akan mengerahkan senjata nuklir baru ke medan tempur. Ia mengatakan bahwa rudal balistik antarbenua generasi baru Sarmat, akan segera dikerahkan untuk tugas tempur.

Putin menekankan pentingnya "tiga serangkai" kekuatan nuklir Rusia yang dapat diluncurkan dari darat, laut, atau udara. ICBM Sarmat diketahui mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.

"Tugas terpenting di sini adalah pengembangan triad nuklir, yang merupakan jaminan utama keamanan militer Rusia dan stabilitas global," katanya dikutip CNBC International.

"Sudah sekitar setengah dari unit dan formasi Pasukan Rudal Strategis dilengkapi dengan sistem (rudal) Yars terbaru, dan pasukan dilengkapi kembali dengan sistem rudal modern dengan hulu ledak hipersonik Avangard."

"Peluncur Sarmat pertama akan ditempatkan dalam tugas tempur dalam waktu dekat," tambah Putin.

Jembatan Krimea Dibom Ukraina?

Pejabat Rusia mengklaim rudal Ukraina telah menghantam jembatan jalan Chonhar yang menghubungkan Krimea yang diduduki Rusia dengan wilayah Kherson di Ukraina selatan. Lalu lintas yang menggunakan jembatan Chongar (seperti yang dieja Rusia) harus dialihkan sementara.

"Akibat kerusakan pada landasan jalan di jembatan Chongar, arus lalu lintas untuk sementara dialihkan ke pos pemeriksaan Armyansk dan Perekop. Pos pemeriksaan ini beroperasi secara normal," kata kementerian dilaporkan RIA Novosti.

Laporan ini keluar di tengah laporan kepala Krimea yang ditunjuk Rusia, Sergey Aksenov. Di Telegram, ia mengatakan serangan terjadi malam waktu setempat.

"Saat ini ahli bahan peledak sedang melakukan pemeriksaan untuk menilai jenis amunisi tersebut," imbuhnya. Ukraina sendiri belum mengomentari insiden tersebut.

Eropa Sanksi Lagi Rusia

Uni Eropa (UE) telah menyetujui paket sanksi ke-11 terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina. Presiden UE Swedia menyebut ini Rabu.

"Paket itu mencakup langkah-langkah yang ditujukan untuk melawan pengelakan sanksi dan daftar individu," kata pihak Swedia.

Meski demikian, ia tak menyebutkan sanksi pasti. Namun Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan langkah itu akan memberikan pukulan lebih lanjut ke mesin perang Putin dengan pembatasan ekspor yang diperketat, menargetkan entitas yang mendukung Kremlin.

Mengutip Associated Press (AP) kemungkinan sanksi akan melarang transit barang dan teleologi melalui Rusia. Eropa juga akan membatasi penjualan barang dan teknologi penggunaan ganda yang sensitif ke negara ketiga yang mungkin menjualnya ke Rusia.

Sanksi baru ini juga dikenakan ke 77 orang dan 33 entitas baru. Aset mereka juga dibekukan.

Prancis Gabung Rusia-China

Kejutan datang dari Prancis. Negeri itu akan bergabung dengan Rusia dan China.

Ini terkait niat Presiden Emmanuel Macron untuk menghadiri pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) blok ekonomi BRICS (Brazil, Russia, India, China dan Afrika Selatan). Prancis telah meminta undangan ke pertemuan yang dijadwalkan di Afrika Selatan, Agustus.

"Saya memberi tahu rekan saya... tentang ketersediaan dan minat presiden dalam mengejar dialog yang dipertahankan Prancis dengan BRICS," kata Menteri Luar Negeri Catherine Colonna menyebut jika diberikan izin, Prancis akan menjadi negara G7 pertama yang menghadiri pertemuan tersebut.

Hubungan Macron dengan Rusia sebenarnya sangat tegang. Presiden Prancis sebelumnya menuduh Moskow menyebarkan propaganda anti-Prancis di negara-negara Afrika, di mana Paris telah kehilangan pengaruhnya dalam beberapa tahun terakhir.

Tak hanya itu, Macron juga menyerukan pembicaraan damai di Ukraina dan telah memposisikan dirinya sebagai mediator potensial. Meskipun terus mengirim senjata berat ke Kyiv dan mendukung rencana perdamaian rancangan Ukraina yang ditentang keras oleh Rusia.

"Dialog selalu positif; bahkan ketika Anda tidak setuju 100% dalam segala hal, Anda harus berbicara untuk memahami satu sama lain dan mencari solusi," kata Colonna lagi.

Zelensky 'Teriaki' NATO

Kepala kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan lagi bahwa Kyiv harus menjadi bagian dari aliansi NATO. Ini dikatakan di tengah pemberitaan bahwa aliansi militer itu tak akan mengundang Ukraina ke KTT resminya di Vilnius, Juli.

"Ukraina harus berada di NATO," tulis Andrii Yermak di saluran Telegram resminya, menurut terjemahan NBC News.

"Ini akan menyelamatkan Eropa dari perang besar," tambahnya.

Sebelumnya, Sekretaris NATO Jens Stoltenberg mengungkap tak akan memberi Ukraina undangan. Tapi, ia berujar ada konsultasi yang sedang berlangsung.

"KTT Vilnius pada Juli akan menetapkan visi untuk masa depan Ukraina sebagai anggota keluarga Euro-Atlantik yang demokratis dan independen," tambah Stoltenberg.

Zelensky sendiri menuntut ada keputusan yang "jelas" mengenai jalan Ukraina masuk NATO pada KTT di Vilnius. Jika sama sekali tidak ada keputusan soal itu, Zelenskyy memandang tidak ada gunanya hadir dalam pertemuan itu.

Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan tak akan terlibat dalam perang Rusia-Ukraina.

"Kita harus bersiap bahwa perang agresi Rusia mungkin memakan waktu lama. Kita sedang bersiap menghadapi hal itu dan kita menyesuaikan kebijakan sesuai dengan itu. Jerman akan mendukung Ukraina selama itu diperlukan," kata Scholz.

'Kiamat' Makanan

Ancaman "kiamat" makanan masih menghantui bumi. Keinginan Putin untuk mundur dari Black Sea Grain Initiatives (Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam) masih membuat khawatir.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan rasa frustrasi atas lambannya pembicaraan perjanjian itu. Hal ini, menurutnya, telah menurunkan pasokan makanan global.

Menurut data PBB, ekspor makanan melalui koridor kemanusiaan maritim itu anjlok dari puncak 4,2 juta metrik ton pada Oktober 2022 menjadi hanya 1,3 juta metrik ton pada Mei. Hal tersebut menandai volume terendah sejak dimulainya inisiatif tahun lalu

"Ini mengakibatkan berkurangnya pergerakan kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan Ukraina," kata juru bicara Sekjen PBB Farhan Haq dalam sebuah pernyataan, Selasa waktu setempat.

"Menyebabkan penurunan pasokan bahan makanan penting ke pasar global," tegasnya dimuat Reuters dan The National News.

Perlu diketahui, Black Sea Grain Initiatives pertama kali diberlakukan pada Juli 2022 dan diperbarui secara bertahap. Ini memungkinkan ekspor biji-bijian dikirim dari pelabuhan Laut Hitam tertentu seiring masih memanasnya perang Rusia dan Ukraina.

Perjanjian yang diinisiasi PBB dan Turki itu, menjamin pengiriman jagung, gandum, jelai serta minyak bunga matahari Ukraina, yang sebelumnya diblokade pasukan Rusia di awal invasi Februari 2022. Perlu diketahui, akibat penutupan itu, harga pangan dunia sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang massa di Maret 2022.

Secara rinci, ekspor Ukraina diperbolehkan melalui tiga pelabuhan Odessa, Pivdennyi, dan Chornomorsk. Rusia sendiri mendapat jaminan tak akan dikenai sanksi khususnya bagi pengiriman produk pertanian dan pupuk dari Moskow.

Namun dalam pernyataan terbaru pekan lalu, Rusia mengatakan perjanjian tak menguntungkan negeri itu. Sanksi Barat atas perang Rusia di Ukraina, tetap menimbulkan tantangan keuangan, logistik, dan asuransi untuk pengiriman produk pertanian dan pupuk.

Menteri Rusia meminta penghapusan hambatan ekspor pupuknya, seperti memberikan akses kepada perusahaan BUMN, Bank Pertanian Rusia, untuk kembali ke sistem pembayaran internasional Swift. Putin juga menegaskan tujuan awal ke negara miskin tak tercapai, karena pengiriman biji-bijian Ukraina lebih banyak ke Eropa.

"Mr Guterres meminta semua pihak untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan kelanjutan kesepakatan, yang telah membantu meringankan krisis pangan yang menghancurkan di sejumlah negara berkembang," jelasnya.

"Ini sangat kritis sekarang karena panen biji-bijian baru dimulai di Ukraina dan Rusia," tambahnya lagi.

Mengutip data United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD), Ukraina dan Rusia adalah lumbung pangan dunia. Kyiv khususnya, berkontribusi terhadap 16% jagung global, dengan gandum sebanyak 10% dan minyak bunga matahari 49%, sebelum perang terjadi.

Jagung Ukraina disalurkan ke negara maju dan berkembang. Sementara gandum ke negara berkembang dan kurang berkembang.

Sebelum perang, tip bulan ekspor biji-bijian Ukraina mencapai 4 juta ton per bulan, dengan 6 juta ton di musim gugur. Namun saat ini pengiriman hanya 1 hingga 1,5 juta ton per bulan.

Petaka Baru Eropa

Rusia kemungkinan akan menutup salah satu pipa terakhir yang membawa gas Rusia ke Eropa pada akhir tahun depan. Ini terjadi ketika kontrak pasokan dengan Gazprom berakhir.

Hal ini menjadi alarm baru bagi negara-negara Eropa yang masih mendapatkan gas Rusia di tengah tensi geopolitik pasca serangan Moskow ke wilayah Kyiv.

Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, mengatakan kemungkinan pembaruan kontrak transit lima tahun itu sangat tipis, meskipun rute melalui Ukraina itu menyumbang 5% dari total impor gas Eropa.

"Saya benar-benar tidak dapat membayangkan bagaimana hal itu bisa dilakukan secara bilateral," ujarnya kepada Financial Times yang dikutip Reuters.

Raksasa gas Rusia Gazprom memperingatkan pada April bahwa kemampuan Eropa untuk mempertahankan stok gas yang cukup pada musim dingin 2023/2024 bergantung pada permintaan Asia. Mengingat pasokan yang 'sangat rendah' dari Rusia.

Harga gas Eropa naik tahun lalu karena ancaman Gazprom untuk jalur melewati Ukraina. Saat ini, jalur itu merupakan koridor gas Rusia-Eropa yang terakhir berfungsi.

"Eropa akan relatif siap untuk perlambatan pasokan lebih lanjut, setelah beradaptasi dengan pemotongan serupa di masa lalu dengan mengurangi permintaan dan mencari impor alternatif seperti gas alam cair (LNG)," tambah Galushchenko.

UE tahun lalu berinvestasi besar-besaran dalam impor LNG dan mengadopsi peraturan untuk meningkatkan penyimpanan guna mencegah kekurangan pasokan setelah pasokan gas Rusia ke Eropa menyusut pascaoperasi militer khusus Moskow di Ukraina. Tercatat, beberapa negara yang telah diincar oleh Benua Biru untuk mengganti pasokan Rusia adalah Qatar dan Azerbaijan.


[-]

-

Putin Janji Tak Akan Bunuh Zelensky, Ukraina: Ah Tipu-Tipu!
(sef/sef)

Sentimen: positif (50%)