Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Event: Rezim Orde Baru
Kab/Kota: Kebayoran Baru, Menteng, Solo
Partai Terkait
Detik-detik Meninggalnya Soeharto di RSPP Pertamina Kebayoran Baru Tahun 2008
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA — Soeharto merupakan Presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama yakni 32 tahun. Soeharto meninggal dunia pada Minggu 27 Januari 2008 di usia 87 tahun.
Mantan Presiden RI Soeharto menghembuskan nafas terakhir hari Minggu (27/01/2008) setelah sakit berkepanjangan.
Soeharto meninggal di rumah sakit pertamina, Jakarta, setelah mengalami koma dan menderita tidak berfungsinya beberapa organ tubuh.
Mardjo Soebiandono, kepala tim medis yang menangani Soeharto mengatakan dalam konferensi pers bahwa ia ‘wafat dengan tenang’ pada pukul 13.10 WIB.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan belasungkawa dan menetapkan tujuh hari berkabung nasional.
Soeharto dimakamkan di Astana Giribangun dekat Solo di samping jenazah istrinya Siti Hartinah yang maninggal lebih dulu tahun 1996.
Soeharto meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama 23 hari sejak 4 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
Pada pukul 13.10 WIB, Soeharto wafat dengan usia 87 tahun, disebabkan kegagalan ‘multiorgan’ di beberapa organ tubuhnya.
Sebelumnya tim dokter kepresidenan mengumumkan bahwa keadaan mantan Presiden Soeharto pada Minggu pagi sangat kritis, pernapasan dangkal dan 100 persen kembali diambil alih alat bantu pernapasan.
Ketua tim dokter kepresidenan, Marjo Soebiandono, menjelaskan sejak pukul 01.00 WIB keadaan kesehatan secara umum mantan orang nomor satu itu menurun, kemudian terjadi sesak napas diikuti dengan tekanan darah yang juga menurun.
Pada pukul 13.10 WIB, Tim Dokter Kepresidenan bersama dengan Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan Siti Hediati Hariyadi (Titik) menyatakan sendiri bahwa mantan Presiden Soeharto meninggal dunia.
“Innalillahi Wainailaihi Rojiun, telah wafat dengan tenang Bapak Haji Muhammad Soeharto pada hari Minggu 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di RSPP Jakarta,” ujar Tutut.
Selanjutnya, Tutut menyatakan permintaan maaf dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendoakan ayahnya. Dia sempat mengucapkan Istiqfar sebanyak tiga kali sebelum menyatakan permintaan maafnya.
“Bapak kami telah dipanggil oleh Allah SWT. Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada yang telah mendoakan Bapak selama ini,” ujar dia kepada wartawan.
Dia juga menyatakan permohonan maaf kepada siapa saja yang mendoakan atau yang datang menjenguk ke RSPP tidak dilayani oleh keluarga secara baik.
Tutut mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam doa dan derita.
Kesaksian Yusril Ihza Mahendra
Sejak kekuasaannya runtuh, Soeharto mengurung diri lantaran alasan kesehatan di kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, sampai ajal menjemputnya.
Ketika masih menjadi presiden, Soeharto memiliki asisten bernama Yusril Ihza Mahendra yang kini dikenal sebagai politisi PBB dan Pakar Hukum Tata Negara.
Yusril Ihza Mahendra merupakan mantan asisten Soeharto yang bertugas sebagai penulis naskah pidato presiden ke-2 Indonesia itu.
Hal itu membuat Yusril Ihza Mahendra cukup dekat dengan Soeharto, bahkan hingga kejatuhannya pada 1998 dan jelang wafatnya pada Januari 2008.
Cerita kedekatannya itu ia ungkapkan dalam sebuah podcast yang diunggah channel YouTube Total Politik pada 20 Mei 2023 lalu.
Salah satu hal yang diungkap Yusril adalah kondisi penguasa orde baru itu setelah kejatuhannya, hingga jelang wafat.
Menurut dia, Soeharto menghabiskan masa tuanya seorang diri di rumahnya Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.
“Saya beberapa kali bertemu, dia duduk sendiri di rumahnya di kursi goyang, gak ada orang,” ujar Yusril, Rabu 14 Juni 2023.
Ketika itu, dia mengaku kasihan melihat kondisi Soeharto yang demikian.
Ia seakan tidak menyangka, orang yang pernah berkuasa selama 32 tahun di Indonesia, menghabiskan masa tuanya seorang diri.
Saat itu Yusril telah duduk di pemerintahan dan menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun hubungannya dengan Soeharto tetap dekat dan terjalin dengan baik.ia beberapa kali mengunjunginya di rumah, bahkan sampai mendengar curahan hatinya.
Salah satu curhat yang pernah ia dengar adalah mengenai kondisi rumah Jalan Cendana yang ditempati Soeharto, yang kondisinya sudah tidak layak.
“Memang benar pas saya ke sana atapnya bocor, banyak air. Iya rumah Cendana, itu kan rumah sederhana sebenarnya. Kelihatan bagus itu bagian depannya aja,” ungkap Yusril.
Lalu, kepada Yusril, Soeharto mengatakan kalau dirinya hingga kini belum mendapatkan rumah dari pemerintah.
“Ril, saya sudah tua begini sakit-sakitan saya belum dikasih rumah loh sama Sesneg,” kata Yusril menirukan perkataan Soeharto.
Setelah itu Yusril menemui SBY dan menceritakan kondisi rumah Cendana yang ditempati Soeharto, yang kondisinya sudah cukup memprihatinkan.
Atas cerita itu, pemerintah akhirnya berkenan mencairkan uang sebesar Rp20 miliar untuk diberikan kepada Soeharto.
“Itu hanya beberapa bulan sebelum akhirnya Pak Harto meninggal. Ya, jadi kalau dipikir-pikir beliau sudah tiga puluh tahun memimpin negara terus tua-tua hanya duduk sendiri, yah gimana gitu hati saya,” jelas Yusril Ihza Mahendra memberi kesaksian di hari-hari terakhir Soeharto. (ikror/pojoksatu)
Sentimen: negatif (98.4%)