Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan tiga helikopter untuk pengeboman air atau water bombing guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menegaskan, pihaknya juga mengerahkan dua helikopter patroli. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan satu helikopter untuk pemantauan udara.

BNPB melaporkan dua titik panas di Kabupaten Rokan Hulu yang masih terpantau melalui dasbor Sipongi KLHK. Sejauh ini, kata Muhari, rekapitulasi karhutla di Provinsi Riau mencapai 481,50 hektare.
 
Saat ini, urai Muhari, pihak berwenang atau Satuan Tugas Penegakan Hukum (Gakkum) masih menyelidiki penyebab karhutla di Riau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau melaporkan tidak ada korban jiwa pada insiden karhutla.
 
BPBD juga mencatat sejumlah wilayah dalam penyelidikan karhutla yang tersebar di beberapa kabupaten. Di antaranya Kecamatan Sungai Sembilan, Talang Mandau, Bukit Batu, Rangsang, Siak, Marpoyan Damai, dan Bunut.
 
BPBD Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sebelumnya mencatat ada 34 kejadian karhutla selama 1 Januari sampai 15 Juni 2023. Masyarakat diminta lebih waspada.

Kepala BPBD Kabupaten Pelalawan Zulfan FM mengatakan, dari 34 kejadian tersebut tercatat ada 31,18 hektare lahan yang terbakar, dan tersebar di 12 kecamatan.
 
"Dalam penanganan karhutla yang terjadi di Pelalawan, kita selalu berkoordinasi dengan instansi terkait untuk bersinergi, sehingga persoalan karhutla yang mengancam daerah dapat ditangani dengan baik," kata Zulfan.