Jakarta, CNBC Indonesia- Sebagai salah satu perusahaan energi milik negara, PT Pertamina (Persero) sangat serius dalam mendorong bisnis yang berkelanjutan, termasuk berkontribusi dalam penurunan emisi karbon.

Adapun beberapa aktivitas yang bisa dilakukan dalam menekan emisi gas karbon diantaranya lewat proses pembakaran, efisiensi energi, dan penggunaan energi rendah karbon.

"Pertamina serius dalam mengambil langkah, karena akan berdampak besar. Apalagi penurunan emisi sekecil apapun akan berdampak besar," jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara Pertamina Energizing You, Sabtu (17/6/2023).

-

-

Pertamina sendiri kata Nicke menerapkan dua inisiatif strategis dalam mendorong program Net Zero Emission (NZE) 2060, yakni melakukan dekarbonisasi bisnisnya pada saat ini dan membangun bisnis hijau.

Nicke pun menyadari bahwa untuk melakukan perubahan tidak terjadi tiba-tiba. Oleh karena itu, selain menekan emisi pada eksisting bisnis, Pertamina juga menambah portofolio pada green energy.

Selain itu, Pertamina juga terus mengurangi energi yang dibuang terutama pada kilang-kilang milik perseroan.

Sementara energi terbarukan lainnya yang tengah dikembangkan oleh Pertamina adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Saat ini, PLTS telah dibangun dan dimanfaatkan di sejumlah area operasi Pertamina, tak terkecuali di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang telah mencapai lebih dari 300 titik.

Upaya pemanfaatan energi terbarukan tersebut dilakukan Pertamina sebagai upaya untuk menjadikan proses bisnisnya lebih hijau. Tak kalah penting, dekarbonisasi juga dilakukan melalui inisiatif carbon sink.

Untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, Indonesia masih membutuhkan energi fosil, yang saat ini masih menjadi bisnis utama Pertamina. Namun demikian, untuk mengurangi emisi karbon di sektor hulu migas ini, inisiatif carbon sink dilakukan Pertamina melalui dua cara, yaitu carbon capture storage (CCS/CCUS) serta inisiatifnature based solutions (NBS).

-