Sentimen
Negatif (100%)
16 Jun 2023 : 23.34
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Hewan: Anjing

Kab/Kota: Sukoharjo, Grogol, Banjar, Badung, Pontianak, Rorotan, Sintang

Rabies Menggila, Ini Sejarah Awal Masuknya ke Indonesia

16 Jun 2023 : 23.34 Views 2

Solopos.com Solopos.com Jenis Media: News

Rabies Menggila, Ini Sejarah Awal Masuknya ke Indonesia

SOLOPOS.COM - Warga membawa hewan peliharaannya mengantre untuk mendapatkan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (27/9/2022). Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian memberikan vaksin rabies secara gratis bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus rabies pada hewan peliharaan sekaligus menyambut Hari Rabies Sedunia 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Solopos.com, KUPANG–Rabies atau anjing gila mengganas di beberapa daerah di Tanah Air beberapa waktu terakhir. Penyakit yang disebabkan virus rabies ini memengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan perubahan perilaku, kelumpuhan, hingga kematian pada manusia dan hewan terinfeksi.

Dinas Peternak dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengungkapkan jumlah orang yang meninggal akibat gigitan anjing rabies di kabupaten itu sudah menjadi tiga orang.

PromosiCucok Bun! Belanja Makeup di Tokopedia Sekarang Bisa Dicoba Meski Lewat Online

“Sudah tiga orang yang meninggal karena terlambat menerima vaksin antirabies (VAR),” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan Dianar Atti dari So’e ibu Kota TTS, Kamis (15/6/2023). Atti mengatakan tiga orang itu terdiri dari satu orang dewasa berusia 45 tahun, dua anak balita lima tahun dan 3,5 tahun.

Dia mengatakan kasus gigitan rabies di TTS dilaporkan terus bertambah walaupun sudah ada kejadian luar biasa (KLB) dari pemerintah setempat.

Berdasarkan laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sampai dengan Rabu (14/6/2023), jumlah kasus gigitan anjing rabies di TTS yakni 307 orang yang tersebar di 90 desa dan 25 kecamatan dari 32 kecamatan di kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pemeriksaan pada anjing untuk mencegah rabies. (Freepik)

Kasus rabies juga meningkat di Kalimantan Barat (Kalbar). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti, mengatakan terjadi peningkatan kasus gigitan rabies di Kalbar.

“Sepanjang 2023 ini, hingga tanggal 7 Juni 2023 sudah terdapat 10 warga di dua kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat dinyatakan meninggal dunia akibat rabies. Dari 10 orang tersebut, 7 orang meninggal di Kabupaten Sintang dan 3 lainnya di Kabupaten Landak,” katanya di Pontianak, Selasa (13/6/2023).

Ia mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa semua kasus kematian akibat rabies terjadi dikarenakan kasus gigitan hewan penular rabies tidak dilaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Sejarah Rabies di Indonesia

Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

Laman diskes.baliprov.go.id yang diakses Jumat menguraikan penyakit rabies yang awalnya berkembang di Eropa mulai muncul di Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda namun versi lain ada yang menyebut kerbau. Kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.

Pada tahun 1894, untuk kali pertama virus rabies menyerang manusia, seperti ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda). Penyakit rabies muncul kembali di Provinsi Bali pada 14 Nopember 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma – Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan Badung.

Vaksinasi rabies dilaksanakan dalam Bulan Bakti Peternakan di Balai Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo pada Rabu (14/9/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani)

Masa Inkubasi

Virus rabies, berbentuk peluru, mempunyai panjang 180 nm (nanometer), dan lebar 75 nm. Masa inkubasi pada hewan sakit antara 3 – 8 minggu, masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya 2 – 8 minggu, kadang- kadang 10 hari sampai 2 tahun, tetapi rata- rata masa inkubasinya 2 – 18 minggu.

Sumber penular rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, di samping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera, serigala, kelelawar, skunk, dan rakun. Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan (anjing), selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan.

Hal-hal yang menjadi faktor risiko penularan penyakit rabies adalah sarana transportasi, khususnya pelabuhan yang tidak resmi, hewan peliharaan yang tidak divaksinasi di daerah tertular, hewan liar di daerah tertular, pekerja yang berisiko spt dokter hewan, penangkap anjing, petugas laboratorium, pemburu dll.

Cara penularan virus rabies pada hewan melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat.

Sedangkan cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu : (1) Dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. (2) Nongigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksterna dan melalui inhalasi / udara (jarang terjadi).

Penyakit rabies telah tertular keseluruh dunia, sedangkan daerah tertular rabies di wilayah Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi, artinya hanya 10 provinsi di Indonesia yang menyandang status bebas rabies.

Ilustrasi: Petugas kesehatan menyiapkan vaksin rabies di Kantor Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, Selasa (27/9/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Tanda-tanda Rabies

Mengutip indonesiabaik.id, virus rabies membutuhkan waktu untuk mencapai otak atau sistem saraf dan mulai menginfeksi. Gejala akibat virus rabies muncul sekitar 30-90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi.

Beberapa gejala awal yang muncul, seperti :

1. Kesemutan pada luka gigitan

2. Demam dan sakit kepala

3. Kondisi memburuk (kram otot), sesak napas, dan halusinasi

Selain itu, virus rabies dapat berpotensi menyebabkan kelumpuhan. WHO menemukan bahwa 30 persen dampak rabies adalah kelumpuhan. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala masih  ringan maupun jika telah mengalami gigitan hewan yang diduga terinfeksi.

Ketika terpapar virus rabies, ada beberapa penanganan yang dapat kita lakukan yaitu sebagai berikut :

1. Segera mencuci luka gigitan HPR dengan menggunakan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit. Hal ini dilakukan untuk membunuh virus rabies di sekitar area luka

2. Berikan serum atau antiseptik ( seperti povidon iodine, alkohol 70%, dan lain-lain)
jika digigit hewan penular

3. Lakukan vaksin rabies PrPP bagi kelompok beresiko

4. Lakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan atau hewan sekitar yang sering memiliki kontak dengan manusia.

Sentimen: negatif (100%)