PIKIRAN RAKYAT – Penjual sapi kurban di Jakarta Utara menyediakan layanan salon untuk menghias sapi kurban. Layanan itu disediakan agar pembeli tidak khawatir hewan yang dibelinya terjerat penyakit kulit yakni lumpy skin disease (LSDV). Sapi yang terserang penyakit tersebut memiliki kulit bentol-bentol yang tidak enak dilihat.

Penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan serangga sehingga menimbulkan benjolan keras kulit sapi yang mirip cacar.

“Tujuan sapi dibersihkan supaya nyamuk dan lalat tidak hinggap di kulit sapi,” kata Kastono, penjual sapi di Jakarta Utara.

Kastono menjelaskan, salonnya akan membuat sapi bersih, lebih sehat, dan segar.

Sapi milik Kastono dimandikan dengan sabun khusus dan wewangian. Selain itu, sapi juga mendapat pijat sebelum dikeluarkan dari kandang agar sapi lebih rileks dan lebih mudah dibawa ke rumah pembeli.

Baca Juga: Apakah Boleh Orang yang Berkurban Makan Daging Kurbannya? Simak Penjelasan Berikut

Saat ini, Kastono memiliki 60 ekor sapi dari berbagai jenis, mulai dari limosin, sapi jawa Simental, dan sapi persilangan atau pegon. Harga jual yang ditawarkan Kastono berkisar mulai dari Rp20 juta hingga Rp60 juta, bergantung dari bobot dan ukuran sapi.

Berkat layanan salon sapi tersebut, seorang pembeli mengaku puas saat melihat postur dan kesehatan sapi yang dijual Kastono. Menurutnya, sapi-sapi terlihat lebih bugar, tampil lebih bagus, dan berkualitas. Dia juga menyebut sapi-sapi memiliki badan yang bersih dan wangi.

“Senang banget. Di tempat lain mah nggak ada (salon) begini. Bikin lebih percaya diri nanti diserahkan ke masjid,” kata pembeli bernama Saipul pada Rabu, 14 Juni 2023 dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, 5 Hewan Kurban di Karawang Tak Penuhi Standar

Saipul membeli seekor sapi berbobot 300 kilogram dengan harga Rp24 juta. Harga tersebut termasuk dengan layanan gratis ongkos kirim hingga ke rumah.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (Sudin KPKP) Jakarta Utara, Unang Rustanto, mengatakan, pihaknya terus menyosialisasikan pencegahan penyakit menular hewan ternak dengan menjaga kebersihan dan sanitasi.

Menurutnya, dengan menjaga kebersihan dan sanitasi hewan kurban, maka hewan-hewan kurban dapat lebih berkualitas dan memiliki nilai saing yang lebih baik di mata pembeli.***