Sentimen
Positif (79%)
10 Jun 2023 : 14.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Batu Ampar

Berton-Ton Ikan Impor Diam-Diam Serbu Pasar RI, Kok Bisa?

10 Jun 2023 : 21.20 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Berton-Ton Ikan Impor Diam-Diam Serbu Pasar RI, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dengan tegas menindak kegiatan usaha yang berpotensi merugikan nelayan lokal imbas penurunan harga ikan di Batam, Kepulauan Riau.

Untuk itu, pihaknya dengan tegas melakukan penyegelan komoditas perikanan impor sebanyak 20 ton milik PT D di Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam. Hal ini dilaksanakan agar penjualan ikan jenis salem tersebut dihentikan sementara sampai pemeriksaan selesai dilakukan oleh Pengawas Perikanan Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP- KKP).

"Ikan impor itu peruntukannya khusus untuk pemindangan, nah ini kami menemukan bukti ada yang bocor di pasar lokal. Bisa karena tidak tahu atau bisa juga karena pura-pura tidak tahu. Pelaku usaha sudah mengakui dan siap tidak mengulangi perbuatannya," ungkap Trenggono dalam keterangan resminya, Jumat (9/6/2023).

-

-

Trenggono mengatakan, seyogyanya ikan salem impor diperuntukkan bagi industri pemindangan, bukan langsung dijual di pasar lokal. Terlebih harga jual ikan tersebut lebih murah sehingga akan berdampak pada turunnya harga ikan hasil tangkapan nelayan.

Foto: KKP Segel 20 Ton Ikan Impor di Batam karena Berpotensi Rugikan Nelayan. (Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia)
KKP Segel 20 Ton Ikan Impor di Batam karena Berpotensi Rugikan Nelayan. (Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia)

Tindakan tegas sebagai bentuk komitmen KKP untuk melindungi nelayan sesuai UU Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam.

"Kita beri pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan seperti ini lagi, karena ini berdampak pada nelayan-nelayan di sini. Kalau masih bandel ya kita sampaikan rekomendasi agar tidak diizinkan impor. Kuotanya 400 ton dan perusahaan pusatnya di Jakarta," tegasnya.

Sementara itu, pemilik usaha berinisial A mengaku tidak mengetahui kalau ikan impornya tidak boleh langsung diperdagangkan ke pasar lokal. Dia juga mengaku baru pertama kali melakukan hal tersebut.

Selain ikan impor, ada juga ikan-ikan lokal yang diperdagangkan. "Saya kan ditawarin orang Jakarta, ya dia tanya salem. Ya kita beli karena murah," lanjut pemilik usaha berinisial A.


[-]

-

Tambak Udang 'Raksasa' di RI Muncul di Zaman Jokowi
(wur)

Sentimen: positif (79.5%)