PRFMNEWS - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan titik pemberhentian utama Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di wilayah Bandung direncanakan berada di Padalarang.

Ridwan Kamil menjelaskan nantinya penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung akan turun dan naik di Stasiun Kereta Cepat Padalarang.

Untuk melanjutkan perjalanan sampai ke Stasiun Bandung, lanjut Ridwan Kamil, penumpang kereta cepat bisa menggunakan kereta api reguler (Commuter Line).

Baca Juga: Polda Siagakan Ratusan Personel Amankan Kereta Cepat, Termasuk Pencurian Baut

"Sesuai kesepakatan pemberhentian utama di Padalarang bukan di Tegalluar. Dari Padalarang ke kotanya nanti dengan kereta reguler," kata Ridwan Kamil, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Kang Emil menambahkan sejauh ini Stasiun Kereta Cepat Tegalluar yang menjadi stasiun terakhir bagi KCJB itu masih dilakukan sejumlah optimalisasi oleh pengembang proyek nasional tersebut.

"Yang Tegalluar masih diupayakan secara bertahap tapi utamanya penguatan di zona itu," ujarnya.

Baca Juga: Polda Jabar Terus Lakukan Pengamanan di Sekitar Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Untuk mendukung pengoperasian yang ditargetkan mulai Agustus 2023, Kang Emil menyatakan pihaknya telah terus membantu memastikan keamanan jalur KCJB, seperti pembersihan kegiatan-kegiatan ilegal di sekitar jalur rel.

Saat ini, Polda Jawa Barat juga telah melakukan pengawasan rutin terhadap sejumlah kawasan yang dilalui KCJB demi mengantisipasi tindakan kriminalitas.

"Insya Allah, kalau sesuai janji dari KCJB Agustus kira-kira, harusnya lancar sampai di hari pengoperasiannya," ucapnya.

Baca Juga: Sebelum Melesat dengan Kecepatan 385 KM/Jam, KCIC Bakal Sempurnakan Prasarana KCJB

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo menuturkan, ada sebanyak 245 personel yang dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Ratusan personel itu terdiri dari anggota di berbagai jajaran polres.

"Sosialisasi terkait KCJB diberikan kepada masyarakat sekitar jalur yang dilalui untuk ikut bersama-sama menjaga proyek strategis nasional demi kemajuan Indonesia," ungkap Ibrahim.***