Padukan Unsur Budaya Jawa, Peluru Karet Luncurkan EP Berjudul 'Urban'
Krjogja.com Jenis Media: News
Peluru Karet band Rap Rock dari Jogja (foto: istimewa)
Krjogja.com - Band ini terbentuk karena kegelisahan dengan keadaan sekitar. Namanya Peluru Karet, berasal dari Jogja. Pada 2 Juni 2023 lalu mereka meluncurkan EP yang berisi beberapa track lagu dengan tajuk 'Urban' di bawah naungan Demajors Record.
'Urban' sudah pula beredar di seluruh plaform digital, di dalam E.P ini Peluru Karet melibatkan beberapa musisi dari Jogja diantaranya Roby Setiawan (FSTVLST), Ika Zidane (Havinhell), Aamaga (The Melting Minds) dan Rapper Don Prawiro.
Selain itu, Peluru Karet juga memasukkan budaya unsur Jawa, seperti lantunan sinden Ria Pamungkas, Pranatacara Pak Hartanto, serta beat Jaranan dan kendang dari Don Prawiro.
"Dengan membawa gaya atau genre musik Rap Rock serta tambahan berbagai improvisasi Experimental di dalamnya, kami harap ini bisa jadi daya tarik bagi penikmat musik secara luas terutama kawula muda," jelas Dimas Budi Satya alias Dimek daalam siaran pers yang dikirim ke redaksi, Senin (5/6/2023).
Sedikit flashback, Peluru Karet terbentuk dari kegelisahan Dimek yang juga ex drummer/perkusi band experimental "Zoo". Kegelisahan Dimek terhadap maraknya kekerasan jalanan dan kesenjangan sosial lalu direspon oleh rapper Muhammad Ibnu Kurniawan dari group rap “Dirty Connection” serta Muhammad Aldy dari Experimental Noise.
Tepat 1 Mei 2022 akhirnya 3 musisi ini sepakat menggarap lagu Rap dengan sentuhan musik Rock Alternative era 90an dan musik experimental dengan alat yang dibuat oleh Dimek memanfaatkan barang-barang rongsok atau sampah.
"Berangkat dari keresahan terhadap permasalahan masyarakat dan kerusakan moral manusia, maka kami melalui sebuah karya musik bertemakan Urbanisasi dan Kerusakan Moral Manusia ini kami merilis Urban," jelas Dimek.
Harapan Peluru Karet, karya-karya mereka bisa menjadi pengingat agar timbulnya empati masyarakat terhadap kepekaan sosial dari permasalahan yang ada. Selain itu, juga sebagai kritik terhadap umat manusia atas kerusakan moral yang telah terjadi. (*)
Sentimen: negatif (66.3%)