Sentimen
Positif (100%)
3 Jun 2023 : 14.45
Informasi Tambahan

Institusi: HIPMI, HIPMI JAYA

Kab/Kota: Dubai, Paris, New York

Kasus: covid-19

Kesehatan Finansial UMKM di Indonesia Masih Berada di Skor 43.8% dari 100%. Apa Alasannya?

3 Jun 2023 : 14.45 Views 3

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Kesehatan Finansial UMKM di Indonesia Masih Berada di Skor 43.8% dari 100%. Apa Alasannya?

INDOZONE.ID - UMKM adalah penyumbang ekonomi terbesar dan menyerap tenaga kerja baru. UMKM adalah sektor yang memerlukan banyak dukungan dan harus dibuat naik level, salah satunya dalam hal pengelolaan keuangan.

OCBC sebagai salah satu perusahaan perbankan tertua di Indonesia melakukan survey terhadap 800 UMKM di 4 kota besar Indonesia, mulai dari mikro hingga yang advanced dengan melakukan wawancara tatap muka dengan penanggung jawab UMKM itu sendiri. 

Dari skala 0-100, kesehatan finansial pelaku UMKM di Indonesia ada di level 43.84% yang mana masih jauh dari skor ideal yakni 75. Skala bisnis yang sudah lebih advance memang di skala medium, sementara skala mikro dan kecil harus lebih ditingkatkan. 

44% UMKM di Indonesia masih menggabungkan rekening usaha dan pribadi. 54% penerimaan pembayaran masih menggunakan tunai. 

80% UMKM telah mencatat transaksi keuangan harian, namun masih dilakukan secara manual. Ini tidak dapat dipakai untuk analisa tren, omzet, dan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan. 

34% Tidak meninjau laba rugi. Dimana UMKM tidak tau omzet nya berapa dikarenakan cost nya bercampur antara rekening pribadi dan bisnis. 78% UMKM tidak memanfaatkan marketplace & online platform. 

Komitmen OCBC Membantu Pengusaha Indonesia Heriwan Gazali, Head of Retail LoanBusiness Bank OCBC NISP (Dok. OCBC)

OCBC NISP memiliki komitmen mendukung pelaku UMKM Indonesia dengan meluncurkan Nyala Bisnis sebagai solusi untuk membantu teman-teman UMKM mengakses finansial usaha.

Ada kelola dana bisnis pada rekening tersebut yang memisahkan rekening bisnis dan pribadi dalam satu layanan terpadu dengan 13 mata uang asing. Sehingga keuangan pribadi dan bisnis tidak tercampur.

Velocity adalah internet banking dari OCBC yang bisa men-track pemasukan bisnis berapa dan bisa terlihat pengeluaran dan pemasukan secara jelas sehingga tidak perlu pencatatan secara manual.

Ada akses mudah pinjaman bisnis yang ditawarkan OCBC NISP tanpa jaminan dengan limit kredit sampai Rp200 juta. Dan dengan jaminan sampai dengan limit kredit Rp25 miliar. 

Pelaku UMKM juga bisa belajar cara berjualan secara digital dengan mengikuti kelas ataupun mengakses modul pembelajaran dari program #BeraniNaikLevel dari OCBC.

3 alat ukur kesehatan finansial UMKM antara lain:
1. Pengelolaan bisnis (manage)
Bagaimana UMKM memenuhi kewajiban mereka seperti membayar supplier/karyawan dan bagaimana pengusaha bisa memanage laporan keuangan.

2. Pilar perencanaan (plan)
UMKM melakukan perencanaan dan membuat mitigasi jika ada risiko bisnis di luar ekspektasi, seperti pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu. 

3. Pilar pendanaan (capital)
Ini adalah pilar dimana pengusaha sadar akan modal yang dimiliki dan pembiayaan operasional usahanya. Dilihat bagaimana akses terhadap pembiayaan itu sendiri

Menariknya, pilar pengelolaan atau manage lebih tinggi skornya mencapai 56.9 di antara pilar lain, seperti plan dan capital. 

Sementara plan adalah pilar dengan skor terendah. Ini berkaitan dengan plan B atau mitigasi bila terjadi risiko bisnis, seperti pandemi, persaingan, atau hal-hal yang tidak disangka. 

Akhirnya, dana cadangan pun tidak dipikirkan atau maksimal hanya bertahan selama 4 bulan saja. Tentu saja ini akan menyulitkan pelaku UMKM untuk tetap bertahan saat pandemi yang lalu dan akhirnya harus gulung tikar. 

Menurut survey, ada sekitar 53% pelaku UMKM tidak punya estimasi anggaran dan bahkan tidak tahu kapan uang harus keluar dan masuk. 

Namun, para pelaku UMKM dapat belajar mengenai finansial bisnis melalui model yang dikembangkan oleh OCBC NISP, melalui modul 

HIPMI Jaya menginginkan adanya naik level untuk membawa produk UMKM ke luar negeri, terlebih saat Paris Fashion Week, New York Fashion Week, Dubai dengan banyaknya investor yang ingin membeli produk Indonesia dan bertransaksi dengan mudah. 

OCBC NISP yang memiliki 13 mata uang mempermudah proses transaksi antar negara. Inilah yang membuat HIPMI Jaya bekerja sama dengan OCBC meliterasi UMKM untuk bisa naik level sampai go international.

Penulis: Aurelia Lois Bernadette

Artikel Menarik Lainnya:

Sentimen: positif (100%)