Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 3 Juni 2023: Langit Cerah dan Cerah Berawan Dominan hingga Malam Nanti
Liputan6.com Jenis Media: News
Diketahui, Indonesia terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, di wilayah tropis, sehingga memiliki iklim tropis dengan karakteristik cuaca yang sering berubah.
Letak geografis tersebut membuat Indonesia terkena pengaruh berbagai sistem cuaca, termasuk siklus monsun, siklon tropis, dan fenomena El Nino dan La Nina. Karena itu, cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan massa udara, arah angin, dan pergerakan sistem cuaca global.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 yang akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. BMKG mempresiksi puncak musim kemarau 2023 akan terjadi Agustus 2023.
Dikutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (22/5/2023), La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023. Sedangkan pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60% bahwa kondisi netral akan beralih menuju Fase El Nino.
"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Penting untuk mengetahui perbedaan El Nino dan La Nina serta dampak apa saja yang akan terjadi bagi perubahan iklim di Indonesia, seperti melansir dari berbagai sumber.
Definisi El NinoDikutip dari Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Selama periode El Nino, suhu permukaan laut di wilayah timur dan tengah Samudera Pasifik meningkat secara signifikan, menyebabkan perubahan pola cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selama periode El Nino, pola angin dan arus Samudra di sekitar wilayah Pasifik mengalami perubahan. Angin pasat yang biasanya berhembus dari timur ke barat melemah, mengurangi transportasi air dingin yang kaya nutrisi dari kedalaman laut ke permukaan.
Akibatnya, air hangat yang biasanya terkonsentrasi di sekitar wilayah barat Pasifik merambat ke timur, mengubah pola suhu dan kelembaban di wilayah tersebut dan menyebabkan lebih sedikit air dingin naik ke permukaan.
Definisi La NinaSementara itu, La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, ketika La Nina terjadi, SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Dikutip dari laman BBC News, saat terjadi La Nina, angin berhembus lebih kencang dari biasanya di sepanjang khatulistiwa di atas Samudra Pasifik, dari Amerika Selatan menuju Asia. Angin pasat ini membuat air hangat berkumul di lepas pantai Asia sehingga menyebabkan naiknya air ke permukaan laut. Sedangkan di sisi timur, kondisi tersebut menyebabkan air dingin naik ke permukaan.
La Nina sering dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah, terutama wilayah tropis seperti Indonesia. Biasanya, La Nina terjadi setelah periode El Nino, atau pada interval antara kedua fenomena ini dapat terjadi. Namun biasanya, La Nina berlangsung lebih singkat daripada El Nino.
Sentimen: negatif (98.5%)