Sentimen
Positif (92%)
1 Jun 2023 : 04.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Garut, Indramayu

Kasus: pembunuhan

Ide Marketplace Guru Nadiem Makarim Ramai Dikomentari, Singgung soal Istilah hingga Harga Diri Guru

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

1 Jun 2023 : 04.15
Ide Marketplace Guru Nadiem Makarim Ramai Dikomentari, Singgung soal Istilah hingga Harga Diri Guru

AYOBANDUNG.COM - Banyak komentar mengenai adanya upaya pemerintah untuk memenuhi tenaga pendidik melalui Kemendikbud Ristek dengan kebijakan Marketplace guru.

Marketplace guru yang menjadi salah satu upaya Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dicetuskan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim namun banyak menuai kritikan pedas masyarakat.

Tak hanya warganet yang mengatakan marketplace guru ini seperti perdagangan barang, bahkan Anggota Komisi X DPR, Dede Yusuf juga memberikan argumen yang sama terkait platform yang telah dipersiapkan untuk guru ini.

 Baca Juga: Update Kasus Pembunuhan Ibu Anggota DPR RI di Indramayu, Pelaku Diduga Mencuri Uang hingga Perhiasan

Dede Yusuf mengungkapkan jika tidak sependapat dengan sebutan Marketplace guru ini.

Sebab Ia menyebut guru bukanlah barang, dan istilah marketplace sangat erat dengan perdagangan barang.

“Marketplace itu untuk produk barang, jadi carilah yang lain. Itu catatan saya,” ungkap Anggota Komisi X DPR RI ini yang dikutip dari garut.suara.com.

Tak hanya itu Ia juga mengusulkan jika nama marketplace guru tersebut lebih baik diubah menjadi Ruang Talenta.

 Baca Juga: Dorong Optimalisasi Teknologi Bisnis, Binus Bandung Kolaborasi Selenggarakan Rakornas APSKI 2023

Dede Yusuf menganggap hal ini lebih manusiawi untuk menyediakan guru- guru yang dapat mengajar di sekolah yang membutuhkan dengan talenta yang dimiliki setiap guru.

“Jadi carilah isalnya jadi ruang talenta, itukan talent scout atau kita sebut head hunter, gunakanlah Bahasa Indonesia, enggak usah marketplace” tutur Dede Yusuf.

Meskipun Dede menolak penyebutan kebijakan baru ini dengan nama marketplace guru, ia juga mengapresiasi gagasan tersebut.

Ia berharap jika Kemendikbud Ristek dapat berkomitmen dalam menghadirkan platform tersebut guna lebih mensejahterakan guru dan meningkatkan kualitas guru di Indonesia.

“Memang ide dan gagasan yang dipaparkan baik, bagus jika dilaksanakan dengan cara secepatnya,” ungkap Dede selanjutnya.

Warganet juga berbondong- bondong mengomentari adanya marketplace guru ini.

“Guru di Indonesia sebenarnya ada harga dirinya nggak sih? Marketplace guru? Itu guru apa barang dagangan yang kalau tidak ramah dan tidak sesuai bakal di rating bintang satu,” tulis akun tiktok @ibukanorangbaiki.

Hal ini sontak mendapat banyak komentar yang sama terkait kritikan masyarakat yang tertuang dalam kolom komentar hingga mencapai 2 ribu lebih komentar.

“Semoga nanti yang jadi Menteri Pendidikan selanjutnya adalah orang yang benar- benar pernah ngerasain gimana rasanya jadi guru honorer,” tulis netizen.

“Di beberapa sekolah sudah lama menerapkan sistem PAYLATER untuk gaji honorer,” tulis netizen.

“Peraturan dan tuntutan elit, gaji sulit,” tulis netizen lain.

“Boleh ga si kalau milih Menteri pake marketplace juga, biar sesuai kriteria ke profesionalannya, kalau cocok di cekout kalau gak cocok di rating 1?,” tulis netizen Bernama Meri.

“Aku yang bukan guru sesak liat ni, apalagi mereka,” tulis netizen selanjutnya.

Diketahui sebelumnya Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim menyebut kebijakan marketplace ini untuk memenuhi kebutuhan guru di Indonesia.

“Akan ada suatu tempat dimana semua guru- guru yang mengajar masuk dalam suatu database yang bisa diakses oleh semua sekolah di Indonesia,” ungkap Nadiem.

Marketplace guru yang akan diimplementasikan pada tahun 2024 ini merupakan basis data dengan dukungan teknologi untuk semua sekolah di Indonesia yang dapat mengakses calon guru sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mengajar di sekolah.

Marketplace guru dan dua pilar solusi lain yang diungkapkan Nadiem Anwar Makarim diharapkan menjadi jalan keluar permanen untuk memenuhi formasi guru di seluruh Indonesia.***

 

Sentimen: positif (92.8%)